Meningkatnya Kasus Gagal Ginjal pada Usia Muda, Dampak Konsumsi Gula Berlebih

Ilustrasi Kasus Gagal Ginjal pada Usia Muda -foto:autoimuncare-Hesti
OKU EKSPRES - Belakangan ini, Indonesia dihadapkan dengan peningkatan jumlah kasus cuci darah akibat kerusakan ginjal pada usia muda.
Salah satu faktor yang diduga sebagai pemicu utama adalah konsumsi gula berlebihan, terutama yang berasal dari minuman manis kemasan.
Banyak orang muda yang merasa sehat dan mengabaikan dampak buruk dari kebiasaan ini, padahal konsumsi gula berlebih dapat memicu berbagai masalah kesehatan yang serius.
Minuman Manis: Ancaman Tersembunyi di Setiap Tegukan
BACA JUGA:Tips Ampuh Mengecilkan Perut Buncit dan Mencapai Berat Badan Ideal
BACA JUGA:8 Manfaat Brokoli untuk Mendukung Tumbuh Kembang Bayi
Dengan maraknya gerai minuman kekinian yang menawarkan berbagai varian rasa yang menarik, konsumsi minuman manis semakin meningkat.
Banyak di antara produk ini yang hadir dalam kemasan dengan harga terjangkau, menjadikannya pilihan favorit bagi banyak orang.
Menurut Maxi Rein Rondonuwu, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, Indonesia tercatat sebagai negara dengan konsumsi minuman berpemanis kemasan (MBDK) tertinggi di Asia Pasifik.
Minuman manis kemasan ini mengandung kadar gula yang cukup tinggi, sekitar 22,8 gram gula dalam setiap 250 ml.
BACA JUGA:Pilihan Makanan Kaya Mineral untuk Menunjang Kesehatan Tubuh
BACA JUGA:Tecno Siap Ungkap Produk Baru di MWC 2025 dengan Tema
Angka ini setara dengan hampir 46% dari batas konsumsi gula harian yang disarankan oleh Kementerian Kesehatan RI.
Survei Kesehatan Indonesia 2023 juga menunjukkan bahwa 47,5% orang Indonesia berusia 3 tahun ke atas mengonsumsi minuman manis lebih dari satu kali sehari, dan 43,3% lainnya mengonsumsinya antara 1-6 kali dalam seminggu.