Dehidrasi: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Cara Mencegahnya

Ilustrasi DEHIDRASI - foto:freepik-Hesti

Denyut nadi yang cepat

Pada bayi dan anak-anak, gejala dehidrasi bisa dilihat dari ubun-ubun yang cekung, tidak adanya air mata saat menangis, dan anak yang tampak rewel. Sementara itu, pada orang dewasa, gejala bisa berupa rasa lelah, pusing, dan urine yang pekat.

Diagnosis Dehidrasi

Diagnosis dehidrasi biasanya dilakukan dengan mengamati tanda-tanda fisik dan gejala yang muncul.

BACA JUGA:Berbagai Penyebab Mata Merah dan Cara Menanggulanginya

BACA JUGA:Tips Alami dan Efektif Menurunkan Demam pada Anak di Rumah

Pemeriksaan lebih lanjut seperti tes darah untuk memeriksa kadar elektrolit dan fungsi ginjal, serta pemeriksaan urine untuk menilai derajat dehidrasi, bisa dilakukan. Menentukan penyakit penyebab dehidrasi juga sangat penting agar pengobatan yang tepat dapat diberikan.

Pengobatan Dehidrasi

Penanganan dehidrasi tergantung pada tingkat keparahan dan penyebabnya. Pada dehidrasi ringan hingga sedang, terutama pada bayi dan anak yang disebabkan oleh diare atau muntah, cairan rehidrasi oral bisa diberikan sesuai anjuran dokter.

Cairan ini mengandung elektrolit yang diperlukan untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang. Pada orang dewasa, cukup dengan meningkatkan asupan cairan.

Untuk dehidrasi berat, penanganan dilakukan di rumah sakit dengan pemberian cairan intravena (IV) untuk menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang lebih cepat dan efektif.

BACA JUGA:Tips Efektif Menurunkan Asam Urat Secara Alami

BACA JUGA:10 Cara Efektif Menurunkan Berat Badan dengan Sehat

Pencegahan Dehidrasi

Pencegahan dehidrasi bisa dilakukan dengan memastikan asupan cairan tubuh selalu mencukupi. Sebagai patokan, disarankan untuk mengonsumsi 2.000–2.500 ml cairan setiap hari, namun jumlah ini bisa bervariasi tergantung usia, jenis kelamin, tingkat aktivitas, dan kondisi kesehatan individu. 

Tag
Share