China Selesaikan Proyek "Green Belt" Raksasa di Sekitar Gurun Taklamakan

Reporter: Agrar |

Editor: Gus Munir |

Selasa , 10 Dec 2024 - 14:32

China telah menyelesaikan proyek besar "Green Belt" di sekitar Gurun Taklamakan. -Foto Costfoto/NurPhoto via Getty Images-Agrar

Target selanjutnya adalah memulihkan 2,34 juta hektare lahan yang terdampak desertifikasi pada tahun 2030.

Selain itu, China juga berkolaborasi dengan negara-negara lain, termasuk Afrika dan Timur Tengah, dalam upaya global untuk mengatasi desertifikasi.

Keberhasilan proyek Green Belt di Gurun Taklamakan ini tidak hanya menjadi pencapaian besar dalam sejarah lingkungan China, tetapi juga menjadi inspirasi global tentang pentingnya pelestarian lingkungan dan praktik pembangunan berkelanjutan.

china selesaikan proyek "green belt" raksasa di sekitar gurun taklamakan                            oku ekspres - china telah menyelesaikan proyek besar "green belt" di sekitar gurun taklamakan, yang membentang sepanjang 3.046 kilometer atau sekitar 1.900 mil. 
proyek ini merupakan bagian dari program shelterbelt tiga utara (three-north shelterbelt) yang dimulai pada tahun 1978, sering disebut sebagai "great green wall.” 
tujuan utamanya adalah untuk melawan desertifikasi dan mengurangi badai pasir yang sering melanda wilayah utara china.
pada 28 november 2024, pekerja berhasil menanam 100 meter terakhir pohon di sepanjang tepi selatan gurun taklamakan, menandai keberhasilan proyek ini. 
baca juga:brendan greene umumkan rencana ambisius tiga game baru: prologue, preface, dan project artemis
baca juga:taylor swift tutup eras tour di vancouver, sebuah perjalanan musik yang bersejarah
hingga kini, lebih dari 30 juta hektare pohon telah ditanam, yang berkontribusi pada peningkatan luas hutan china dari hanya 10% pada tahun 1949 menjadi lebih dari 25% pada akhir tahun 2023.
gurun taklamakan, gurun terbesar di china dan gurun pasir bergerak terbesar kedua di dunia, menempati 76% dari wilayah gurun xinjiang dan hampir setengah dari total wilayah gurun di china. 
wilayah ini memiliki iklim ekstrem, dengan curah hujan rata-rata hanya sekitar 50 mm per tahun dan tingkat penguapan yang mencapai lebih dari 2.500 mm.
badai pasir yang sering terjadi menjadi tantangan besar, mengancam keberlanjutan oasis dan memperburuk polusi debu di wilayah tersebut. 
baca juga:apakah tauge bisa menjadi pilihan aman untuk penderita asam urat?
baca juga:resep cumi asam pedas manis yang lezat dan bisa jadi bisnis kuliner
meski demikian, keberhasilan proyek sabuk hijau ini menjadi bukti komitmen china dalam mengatasi masalah lingkungan yang kompleks.
meskipun fase awal proyek ini telah selesai, china berencana untuk melanjutkan upaya memperkuat dan memperluas sabuk hijau tersebut. 
target selanjutnya adalah memulihkan 2,34 juta hektare lahan yang terdampak desertifikasi pada tahun 2030.
selain itu, china juga berkolaborasi dengan negara-negara lain, termasuk afrika dan timur tengah, dalam upaya global untuk mengatasi desertifikasi.
baca juga:jangan sampai tertipu! 5 cara mudah cek imei iphone yang terdaftar di indonesia
baca juga:tips cara menyimpan beras agar tahan lama dan bebas kutu
keberhasilan proyek green belt di gurun taklamakan ini tidak hanya menjadi pencapaian besar dalam sejarah lingkungan china, tetapi juga menjadi inspirasi global tentang pentingnya pelestarian lingkungan dan praktik pembangunan berkelanjutan.