Doktor TK
DR Sutik ketika mengajar TK dengan berbaju adat Jawa. -Foto; Disway-Gus munir
Oleh: Dahlan Iskan
Dia seorang doktor. Pilihan hidupnya: menjadi guru TK. Namanya satu kata: Sutik. Dr Sutik SPd MPd.
Tiap hari Sutik mengajar di TK yang dia dirikan di satu dukuh terpencil di Pacet Selatan.
Kalau Sutik tidak mendirikan TK di situ, anak-anak dusun tersebut harus ke TK terdekat --berjarak empat kilometer dan menyeberangi sungai tanpa jembatan.
Hasilnya: Sutik terpilih sebagai guru TK terbaik se-Jatim untuk kategori dedikasi.
BACA JUGA:Permohonan Itsbat Nikah Rizky Febian dan Mahalini Ditolak
BACA JUGA:Gugat Cerai Suami, Asri Welas Bantah Miliki Pacar Baru
Sebentar lagi Sutik akan ikut jambore guru taman kanak-kanak tingkat nasional. Dia akan bersaing dengan juara-juara di provinsi Anda.
Salah satu yang membuat Sutik jadi juara adalah kekhasan TK yang dia bina: tiap Senin dan Selasa siswanya wajib pakai pakaian adat Jawa. Bukan hanya pakaian, juga bahasa: wajib berbahasa Jawa. Yakni bahasa Jawa ngoko untuk bicara sesama siswa dan bahasa Jawa kromo inggil untuk bicara dengan guru.
Persyaratan itu sudah diperjanjikan di waktu pendaftaran. Orang tua siswa harus ikut aturan itu. Tentu ada yang keceplosan bicara pakai bahasa Indonesia, tapi lama-lama hilang. Mereka ingat saat lagi pakai pakaian Jawa berarti harus pakai bahasa Jawa.
"Mengapa pilih Senin dan Selasa? Bukan Senin dan Kamis?”
BACA JUGA:Menteri Nusron Fokus Benahi Pelayanan dan Kualitas SDM
BACA JUGA:Judol Ganggu Investasi Teknologi di Indonesia?
Sutik terdiam. Agak lama. Saya harus bisa menerjemahkan ekspresi wajah diamnya.