Kasus Pembunuhan Hairuni, Satu Terdakwa Divonis Mati Dua Lainnya Hukuman Seumur Hidup

Tiga terdakwa kasus pembunuhan terhadap korban Hairuni, yakni Muzili, Ria Zarman dan Edi Erika divonis berbeda oleh majelis hakim pada sidang yang digelar di PN Baturaja, Kamis, 21 November 2024. -Foto: Kejari OKU-Eris
BACA JUGA:Optimalkan Penerimaan Pajak, Lakukan Pemutakhiran dan Pemetaan PBB-P2
“Artinya kalau banding pasti ada alasan-alasan memang terdakwa tidak bersalah sesuai dengan apa yang dituntut jaksa. Yang jelas kami akan kawal hal ini berdasarkan keterangan terdakwa,” ujarnya.
Disinggung alasan yang akan disampaikan untuk banding, Faik mengatakan dua terdakwa yakni Munzili dan Ria Zarman tidak terlibat.
“Kerena memang mereka tidak tahu apa-apa. Memang ada sebelumnya cek cok dengan pihak korban, tapi pas kejadian tidak ada. Sedangkan Edi Erika banding karena merasa tidak merencanakan pembunuhan,” tegasnya.
Sementara, putusan tersebut disambut emosi yang bercampur aduk dari keluarga korban. Keluarga korban yang hadir di persidangan tampak emosional mendengar putusan hakim.
BACA JUGA:7 Manfaat Daun Talas untuk Kesehatan dan Cara Pengolahannya yang Aman
BACA JUGA:Cara Menghilangkan Noda Kuning pada Pakaian Putih dengan Bahan Alami
Meski merasa lega atas hukuman yang dijatuhkan, mereka berharap kejadian serupa tidak lagi terulang.
"Kami hanya ingin keadilan untuk almarhum. Semoga ini menjadi pelajaran untuk semua," ujar salah satu anggota keluarga korban.
Pada sidang putusan tersebut berjalan dengan pengamanan ketat dari Polres OKU dan Polsek Baturaja Timur.
Kapolres OKU, AKBP Imam Zamroni, melalui Kasi Humas Polres OKU, Iptu Ibnu Holdon, menjelaskan bahwa pengamanan dilakukan dengan menempatkan 30 personel di titik-titik strategis.
BACA JUGA:Cara Aman Mengatasi Sakit Leher Akibat Salah Bantal
BACA JUGA:Kesemutan (Parestesia): Penyebab, Gejala, dan Pengobatan
"Pengamanan difokuskan di ruang sidang, halaman pengadilan, dan area sekitar untuk mengantisipasi potensi gangguan," ujar Ibnu Holdon.
Setiap pengunjung, termasuk keluarga korban, diperiksa dengan ketat untuk memastikan tidak ada barang berbahaya yang masuk ke area sidang.