Anak Saber-Toothed Berusia 35.000 Tahun Ditemukan di Siberia, Terawetkan Sempurna di Permafrost
Para ilmuwan menemukan seekor anak saber-toothed yang diperkirakan berusia 35.000 tahun. -Foto Alexey V. Lopatin-Agrar
OKU EKSPRES - Sebuah penemuan luar biasa telah terjadi di Siberia. Para ilmuwan menemukan seekor anak saber-toothed yang diperkirakan berusia 35.000 tahun.
Fosil yang sangat terawat ini ditemukan di dekat Sungai Badyarikha, Republik Sakha, Rusia. Penemuan ini menjadi titik terang baru dalam penelitian spesies yang telah lama punah.
Anak saber-toothed ini diidentifikasi sebagai Homotherium latidens, salah satu jenis kucing besar bertaring dari era Pleistosen. Berkat permafrost yang dingin, tubuh anak saber-toothed ini tetap terawetkan dengan luar biasa.
Bulu pendek dan tebalnya, berwarna cokelat gelap dengan panjang sekitar 20-30 milimeter, masih terlihat utuh. Tak hanya itu, kumis, cakar, hingga tekstur ototnya juga dapat diamati secara detail.
BACA JUGA:Proyek Ambisius Bernama Project Hyperion Luncurkan Kompetisi Desain Kapal untuk Misi Antar Bintang
BACA JUGA:Kenali Penyebab Tangan Kram dan Cara Mencegahnya!
Peneliti menegaskan bahwa ini adalah pertama kalinya fosil mumi saber-toothed ditemukan dalam kondisi utuh.
Hal ini memungkinkan para ilmuwan untuk menganalisis tekstur bulu, komposisi otot, hingga bentuk moncong, sesuatu yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan karena keterbatasan spesimen fosil.
Dengan menggunakan metode penanggalan radiokarbon, ilmuwan mengonfirmasi bahwa anak saber-toothed ini hidup sekitar 35.000 tahun lalu, masa ketika banyak mamalia besar punah. Pada saat kematiannya, anak saber-toothed ini baru berusia tiga minggu.
Anatomi anak saber-toothed ini menunjukkan ciri khas yang berbeda dibandingkan dengan anak kucing modern.
BACA JUGA:Resep Sederhana Salmon Teriyaki, Kelezatan Jepang di Rumah Anda
BACA JUGA:5 Khasiat Serai Merah yang Meningkatkan Kesehatan Anda
Lehernya tampak kokoh, kaki depannya memanjang, dan mulutnya lebih besar. Selain itu, cakar yang lebih lebar ditemukan, meskipun anak saber-toothed ini tidak memiliki bantalan karpal seperti yang biasa terlihat pada kucing masa kini.
Penemuan ini memiliki arti penting dalam dunia sains. Fosil ini menjadi spesimen lengkap pertama dari saber-toothed, membuka peluang besar bagi penelitian terkait anatomi dan perkembangan spesies tersebut.