Cara Mengatasi Bau badan tak sedap

Reporter: Hesti |

Editor: Eris Munandar |

Senin , 18 Nov 2024 - 17:33

Ilustrasi bau badan. -Foto: merdeka.com-Hesti

Brokoli, kubis, dan kembang kol kaya akan sulfur yang dapat memengaruhi bau tubuh.

Makanan Laut

Seafood mengandung trimethylamin, senyawa yang dapat menyebabkan bau amis pada sebagian orang, terutama jika mereka memiliki sensitivitas genetik terhadap senyawa ini.

Makanan Pedas

Capsaicin dalam makanan pedas dapat meningkatkan produksi keringat, yang berisiko menimbulkan aroma tak sedap.

Jika berbagai cara telah dilakukan tetapi bau badan tetap menjadi masalah, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan solusi yang lebih tepat, terutama jika penyebabnya terkait kondisi medis. (*)

cara mengatasi bau badan tak sedap                            oku ekspres - siapa yang tidak ingin selalu merasa segar dan percaya diri? sayangnya, bau badan tak sedap kerap menjadi penghalang. 
oleh karena itu, penting untuk mengetahui cara mengatasinya agar aktivitas sehari-hari tetap nyaman.
mengatasi bau badan sebenarnya cukup sederhana. selain menjaga kebersihan tubuh, pola makan juga berperan penting dalam mengurangi masalah ini. 
penggunaan produk perawatan tubuh seperti deodoran dan antiperspiran juga dapat membantu mengontrol produksi keringat dan mengurangi aroma tak sedap.
baca juga:5 manfaat tak terduga kumur air garam untuk kesehatan mulut dan tubuh
baca juga:3 cara praktis hilangkan flek hitam dan cerahkan kulit dengan lidah buaya !
cara efektif mengatasi bau badan
bau badan dapat mengganggu kenyamanan dan kepercayaan diri. berikut beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan untuk mengatasinya:
mandi secara teratur dengan sabun antibakteri
mandi dua kali sehari menggunakan sabun antibakteri adalah cara paling efektif untuk membersihkan bakteri penyebab bau badan, terutama setelah beraktivitas fisik.
keringkan tubuh dengan benar
setelah mandi, pastikan tubuh benar-benar kering, terutama di area lipatan seperti ketiak dan selangkangan, karena kelembapan dapat memicu pertumbuhan bakteri.
gunakan deodoran atau antiperspiran
pilih produk yang sesuai dengan jenis kulit dan kebutuhan. deodoran membantu mengurangi bau tidak sedap, sementara antiperspiran mengontrol produksi keringat.
baca juga:ketahui 7 penyebab gula darah naik selain makanan, waspadai sebelum terlambat!
baca juga:nasabah bri kota lubuklinggau ungkap kepuasan layanan: mudah, cepat, dan aman
perhatikan pola makan
beberapa jenis makanan seperti bawang-bawangan, jengkol, dan durian dapat memperkuat aroma tubuh. mengurangi konsumsi makanan ini bisa membantu mengurangi bau badan.
gunakan pakaian yang tepat
kenakan pakaian berbahan katun atau bahan alami lainnya yang mampu menyerap keringat dengan baik. hindari pakaian yang terlalu ketat karena dapat menghambat sirkulasi udara.
jenis makanan yang bisa menyebabkan bau badan
pola makan juga memengaruhi aroma tubuh. berikut beberapa makanan yang sebaiknya dibatasi untuk mencegah bau badan:
bawang-bawangan
bawang putih, bawang merah, dan bawang bombay mengandung sulfur yang dapat diserap tubuh dan dikeluarkan melalui keringat, menghasilkan aroma khas.
baca juga:bri bantu mitra pedagang jual produk secara online 
baca juga:transfer balik bri namun tak tahu nomor rekening ?
daging merah
proses pencernaan daging merah yang sulit dapat menghasilkan senyawa berbau yang dikeluarkan melalui keringat.
sayuran silangan
brokoli, kubis, dan kembang kol kaya akan sulfur yang dapat memengaruhi bau tubuh.
makanan laut
seafood mengandung trimethylamin, senyawa yang dapat menyebabkan bau amis pada sebagian orang, terutama jika mereka memiliki sensitivitas genetik terhadap senyawa ini.
makanan pedas
capsaicin dalam makanan pedas dapat meningkatkan produksi keringat, yang berisiko menimbulkan aroma tak sedap.
baca juga:kur bri, program pembiayaan bersubsidi pemerintah dengan bunga rendah, 
baca juga:peran agenbrilink dekatkan akses perbankan bagi masyarakat di kabupaten rejang bengkulu 
jika berbagai cara telah dilakukan tetapi bau badan tetap menjadi masalah, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan solusi yang lebih tepat, terutama jika penyebabnya terkait kondisi medis. (*)