OKU EKSPRES - Elektro-agrikultur, sebuah metode pertanian inovatif, diprediksi akan mengubah wajah produksi pangan di masa depan.
Dilansir dari environmentenergyleader teknologi ini memungkinkan tanaman tumbuh dalam kondisi gelap sepenuhnya dan berpotensi mengurangi kebutuhan lahan pertanian secara drastis.
Dengan teknologi canggih ini, tanaman tidak lagi bergantung pada fotosintesis tradisional yang selama ini digunakan, yang sebenarnya hanya mampu mengubah sekitar 1% sinar matahari menjadi energi yang dapat digunakan tanaman.
Prinsip dasar dari elektro-agrikultur adalah penggunaan panel surya untuk menghasilkan energi yang mendorong reaksi kimia guna mengubah karbon dioksida (CO2) menjadi asetat, senyawa kaya karbon yang dapat menjadi sumber makanan bagi tanaman. Proses ini melibatkan dua tahap elektrolisis utama yaitu pertama, CO2 diubah menjadi karbon monoksida (CO), kemudian CO tersebut diubah menjadi asetat.
BACA JUGA:Tanaman Buatan yang Bersihkan Udara dan Hasilkan Listrik, Inovasi Tim Binghamton University
BACA JUGA:Jaga Kebugaran, Personel Rutin Lakukan Olahraga Bersama
Asetat inilah yang kemudian diberikan langsung kepada tanaman, memungkinkan mereka tumbuh dalam kondisi gelap di lingkungan terkendali, seperti di pusat-pusat kota atau bahkan di luar angkasa.
Salah satu manfaat utama elektro-agrikultur adalah pengurangan penggunaan lahan.
Diperkirakan, metode ini bisa mengurangi kebutuhan lahan hingga 94% dibandingkan metode pertanian tradisional.
Dengan demikian, teknologi ini tidak hanya memungkinkan produksi pangan lebih efisien, tetapi juga membuka peluang untuk merestorasi lahan yang selama ini dipakai untuk pertanian menjadi area konservasi alam atau hutan.
BACA JUGA:Mulai Bahas RAPBD 2025
BACA JUGA:Lakukan Revolusi Peningkatan SDM Dimulai dari ASN
Selain itu, kemampuan untuk menciptakan lingkungan produksi terkendali menjadi keunggulan besar dalam menghadapi ketidakpastian iklim.
Dengan elektro-agrikultur, tanaman bisa ditanam sepanjang tahun tanpa bergantung pada musim atau kondisi cuaca.
Ini tentu penting dalam menjaga pasokan pangan yang konsisten di tengah fenomena cuaca ekstrem.