Untuk mencapai target tersebut, Enos telah melakukan berbagai langkah, termasuk peningkatan produktivitas lahan sawah yang sudah ada dan pembukaan lahan sawah baru.
BACA JUGA:Abusama-Misnadi Perkuat Basis Dukungan di Buay Pemaca, Fokus pada Kesejahteraan Petani
BACA JUGA:Momen Teguhkan Nilai Luhur dan Semangat Pengabdian
Enos juga bekerja sama dengan pemerintah pusat dan provinsi melalui program perluasan lahan pertanian.
Salah satu program yang telah dilakukan adalah pembangunan sodetan atau saluran air di wilayah pesisir Sungai Komering, yang bekerja sama dengan BNPB.
Program ini bertujuan untuk mengurangi risiko banjir di wilayah tersebut, sekaligus menambah lahan pertanian baru yang berpotensi mencapai 10 ribu hektare.
Selain itu, sejak awal masa jabatannya pada 2021, Enos juga fokus pada hilirisasi hasil pertanian. Ia bercita-cita agar seluruh gabah hasil pertanian diolah terlebih dahulu di OKU Timur sebelum dipasarkan ke luar daerah. Berdasarkan risetnya, sektor pertanian di OKU Timur masih tertinggal dalam hal teknologi.
BACA JUGA:Diduga Korupsi, Mantan Camat Baturaja Barat Dijebloskan ke Penjara
BACA JUGA:Delapan Prabowo
Pada 2022, dari 875 ton gabah kering yang dipanen, hanya satu perusahaan, PT Belitang Panen Raya (BPR), yang mampu mengolah gabah dengan teknologi modern, dengan kapasitas penyerapan sekitar 80-90 ton per tahun.
Namun, penggilingan tradisional di masyarakat masih kalah efisiensi dari segi biaya produksi.
Oleh karena itu, Enos berencana menambah dua pabrik berskala besar di OKU Timur untuk mendukung hilirisasi lokal.
Jika sistem pabrik dengan teknologi modern ini sudah siap, ia berencana membuat aturan bahwa gabah tidak boleh keluar dari OKU Timur sebelum diolah secara lokal. (*)
BACA JUGA:Edukasi Keselamatan Berkendara 4.590 Mahasiswa
BACA JUGA:AHY Hadiri Ujian Terbuka Program Doktor Dirjen PPTR