JAKARTA - Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga, mengonfirmasi adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran di lingkungan PSSI yang melibatkan sebanyak 43 staf. Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari upaya transformasi sepak bola Indonesia yang lebih luas.
Arya menjelaskan bahwa transformasi ini tidak hanya berfokus pada perubahan di lapangan, tetapi juga mencakup perubahan internal dalam organisasi PSSI. "Transformasi itu tak bisa hanya di luar, mau enggak mau juga di organisasinya PSSI," kata Arya dalam pernyataan resmi.
Keputusan untuk melakukan PHK ini diambil setelah melakukan diskusi dengan konsultan dan penasihat yang memberikan kriteria tentang bagaimana PSSI harus beroperasi menuju target besar, yakni Indonesia Emas 2045. Hasil konsultasi ini menuntut adanya perubahan signifikan dalam struktur dan manajemen internal PSSI.
BACA JUGA:Leo/Bagas Melaju ke Semifinal Korea Open 2024
BACA JUGA:MU Menanti Bukti Joshua Zirkzee dan Rasmus Hojlund
Lebih lanjut, Arya mengungkapkan bahwa evaluasi terhadap karyawan PSSI menunjukkan adanya penyalahgunaan sumber daya organisasi untuk keuntungan pribadi. Salah satu contohnya adalah sebagian pendapatan dari aset digital yang disetorkan ke rekening pribadi, bukan ke rekening resmi PSSI.
"Kami lakukan evaluasi dan pemutusan hubungan kerja. Ada karyawan yang mengelola akun media sosial PSSI, tetapi membuat akun pribadi untuk keuntungan sendiri," ungkap Arya.
BACA JUGA:Atlet Para Renang Indonesia Raih tiket Final Paralimpiade Paris 2024
BACA JUGA:Sang Ibu Larang Peraih Medali Emas Olimpiade Paris 2024, Rizki Juniansyah Nikah Muda
Kendati demikian, Arya menegaskan bahwa PHK besar-besaran ini tidak akan mengganggu persiapan Timnas Indonesia yang akan menghadapi Australia pada laga kedua Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Pertandingan tersebut dijadwalkan berlangsung pada 10 September mendatang di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.
Langkah ini diharapkan dapat membantu PSSI menjadi organisasi yang lebih efisien dan transparan, sejalan dengan visi besar menuju 2045. (*)