Maka tiga wanita sama-sama maju bertarung di Jatim. Laki-laki Jatim rupanya merasa tidak ada yang berdaya. Semua hanya di posisi calon wakil.
PKB nekat di Jatim. Atau main-main. Di kandang, PKB berani main-main. Tidak di Jakarta.
BACA JUGA:Rilis Single Terbaru, Coldplay Gandeng Artis Berdarah Palestina
BACA JUGA:Ribuan Warga Iringi Pasangan ABDI Mendaftar ke KPU
Banten ada dramanya sendiri: Anda sudah tahu ''drama Airin'' yang pandai memainkan gejolak perasaan partai-partai.
Drama lainnya terjadi di Tangerang Selatan.
Jateng juga punya daya tarik yang lain: mantan panglima TNI jadi calon gubernur. Yakni Jenderal bintang empat TNI Andhika Perkasa.
Lawannya: mantan Kapolda yang hanya bintang dua. Yakni Irjen polisi Ahmad Lutfi.
Ada juga sekelas menteri jadi calon wali kota. Di Yogyakarta.
BACA JUGA:Bangun Kekebalan Anak, Laksanakan BIAS
BACA JUGA:Tingkatkan PAD, Pemkab OKU Selatan Optimalkan PBG
Kepala BKKBN dr Hasto Wardoyo dicalonkan oleh PDI-Perjuangan di Pilwali Yogya. Ia orang hebat. Baik saat jadi Bupati Kulonprogo maupun saat menjabat kepala BKKBN.
Kalbar kali ini tumben: semua calon gubernur suku Melayu. Tidak perlu ada saingan keras antar suku lagi.
Rumus lama di sana: bila Melayu punya dua calon Dayak yang menang. Bila Dayak punya dua calon Melayu yang menang. Suku Madura sering sebagai penentu.
Itu akibat Pilpres yang lalu. Suku Dayak yang selama ini identik dengan Partai Banteng kemarin pilih capres Prabowo. Hampir mutlak.
BACA JUGA:Sayur Bening Bayam yang Segarnya