Penelitian di Bristol terhadap ribuan anak di Inggris menemukan bahwa pola makan yang didominasi makanan olahan pada usia tiga tahun berkorelasi dengan rendahnya IQ pada usia 8,5 tahun.
Efek kognitif dan perilaku dari kebiasaan makan pada usia dini mungkin bertahan hingga masa kanak-kanak berikutnya meskipun pola makan membaik.
BACA JUGA:Tahun Ini, Jalan Lingkar Talang Aman Bakal Diperbaiki
BACA JUGA:Tsunami Pokir
Kurang membaca buku
Kurangnya waktu yang dihabiskan untuk membaca buku dapat menyebabkan penurunan IQ anak.
Penelitian dari Ragnar Frisch Center for Economic Research di Norwegia menunjukkan bahwa skor IQ meningkat setiap dekade antara tahun 1962 dan 1975, namun kemudian menurun stabil setelah itu.
Faktor lingkungan seperti metode pendidikan dan waktu yang dihabiskan online mempengaruhi IQ. Membaca melibatkan penalaran dan pemrosesan visual-spasial yang penting untuk peningkatan nilai tes IQ.
Sering stres
Anak-anak juga dapat mengalami stres, yang dapat menurunkan IQ mereka.
BACA JUGA:Dua Titik Api Karhutlabun Terpantau di Banyuasin
BACA JUGA:Pasien Terjangkit HIV/AIDS Meningkat
Brendan Kelly MD dari The Ohio State University Wexner Medical Center di Columbus menyatakan bahwa tingkat stres yang tinggi dapat memperburuk fungsi otak dan meningkatkan risiko Alzheimer.
Kurang interaksi antara orang tua dan anak
Interaksi yang minim antara orang tua dan anak pada tahun-tahun pertama kehidupan anak dapat berdampak negatif pada perkembangan kognitifnya.
Penelitian di Rhode Island menunjukkan bahwa kurangnya stimulasi dan interaksi di rumah adalah penyebab utama penurunan skor IQ pada anak-anak.