Koran Elpiji

Rabu 19 Jun 2024 - 21:07 WIB
Reporter : Gus Munir
Editor : Gus Munir

Sayangnya pipa gas Blora-Semarang itu tidak mampir ke Demak. Kawasan industri Demak sebenarnya tinggal membuat percabangan di tengahnya. Gubernur Jateng-lah yang harus berjuang untuk terwujudnya percabangan itu.

BACA JUGA:Pertumbuhan Ekonomi OKU Timur Alami Penurunan 0,39%

BACA JUGA:Gencar Sosialisasikan Gemarikan Agar Gizi Anak Terpenuhi

Kemarin, dalam perjalanan dari Jakarta ke Mojokerto saya dapat kabar gembira untuk Ganjar Pranowo: tender proyek pemasangan pipa gas dari Cirebon ke Batang sudah terlaksana. Sudah menghasilkan pemenang.

Kalau tidak ada yang mempersoalkan tender itu berarti proyek bisa segera dimulai. Akhir tahun depan jalur pipa Cirebon-Batang sudah selesai terpasang.

Kawasan industri yang banyak bermunculan di sekitar Kendal-Batang pun segera dapat aliran gas.

Saya pun akan bertanya ke pengusaha keramik itu: apakah masih berminat membangun pabriknya di Jateng. Atau sudah keburu diinvestasikan di bidang lain.

BACA JUGA:Denmark dan Inggris Jaga Peluang Lolos

BACA JUGA:Resep Sambal Tomat Lezat dan Pedas

Dulu situasinya memang ibarat ayam dan telur. Pipa tidak dibangun kalau tidak ada industri. Sebaliknya pabrik tidak dibangun kalau tidak ada gas. Rupanya ayam dan telur itu kini sudah dibuat kare: tinggal dimakan.

Gubernur baru Jateng tinggal ikut meresmikannya kelak. Jateng segera tersambung oleh jaringan gas.

Jaringan Cirebon-Batang itu adalah sambungan terakhir. Sebelum ini proyek pipa Batang-Semarang baru saja selesai dibangun.

Dengan selesainya proyek pipa gas Cirebon-Batang berarti sepanjang Jawa sudah akan punya jaringan pipa gas.

BACA JUGA:Tips Jaga Kulit Dari Panas Matahari yang Menyengat

BACA JUGA:Bagikan Daging Kurban ke Warga Kurang Mampu dan Terdampak Banjir

Memang semua itu masih untuk pengusaha besar. Belum untuk rakyat secara langsung. Rakyat masih akan lama tergantung pada gas elpiji. Yang lebih mahal. Yang tidak praktis.

Kategori :