BACA JUGA:DPRD OKU Selatan Bakal Panggil KPU Terkait Perekrutan PPK-PPS
Bagi John yang pertama dulu kasus pencurian mobil. Hanya John yang berpendapat terdakwa tidak bersalah. Satu juri lagi berpendapat ia bersalah. Selebihnya ragu-ragu.
Karena skor 1-1, maka 12 orang juri berembuk. John bertanya kepada lawannya: kenapa bersalah. Si lawan mengatakan terdakwa sudah masuk mobil.
John berpendapat bisa saja ia hanya akan memindah mobil itu. Alasannya sudah dijelaskan di persidangan. Akhirnya yang 10 orang berubah pendapat: terdakwa tidak bersalah. Dibebaskan. Telanjur ditahan.
Pagi itu saya pun ikut John Mohn ke pengadilan. Ingin tahu proses menjadi juri di persidangan pidana di Amerika.
BACA JUGA:Hendak Bawa Kabur, Kepergok Pemilik Motor
BACA JUGA:Anaknya Dituduh Terlibat Kasus Vina, Mantan Wabup Buka Suara
Kalau pun tidak bisa ikut masuk saya bisa di taman di depannya. Tamannya luas. Indah. Bisa menulis naskah di bawah pohon. Atau membaca komentar di Disway.
Atau ke seberang jalan: ke museum sejarah kota Lawrence. Inilah satu-satunya kota yang terbangun oleh sikap politik: mereka yang tidak mau ada sistem perbudakan pindah ke lahan kosong di sebelah barat sungai.
Wilayah itu sudah di luar negara bagian Missouri. Sudah masuk negara bagian Kansas.
Pemukiman baru itu lama-lama berkembang menjadi kota. Lawrence pun menjadi kota anti budak dan anti diskriminasi.
BACA JUGA:Mahasiswa UI Diduga Tewas Bunuh Diri
BACA JUGA:Resep Perkedel Tahu Sayur yang Sehat dan Lezat
Gerakan penentangan perbudakan muncul di kota ini. Maka Lawrence diserbu oleh lawan politik yang menguasai sebelah timur sungai. Dua kali Lawrence dibakar oleh penyerbu dari Missouri yang properbudakan.
Gedung pengadilan ini memang di pusat kota. Sambil menunggu John isa juga saya jalan-jalan di downtown.
Menunggu sepanjang hari pun tidak masalah. Istilah 'menunggu itu membosankan' sudah harus dihapus sejak ada smartphone. Apalagi kalau paketnya tidak nyicil.