Sedang anak orang kaya masih sering dimarahi: harus kerja lebih keras, harus hemat, jangan banyak rebahan. "Ingat bapakmu ini, bisa begini karena kerja tidak mengenal lelah...", dan masih panjang lagi.
Dari bandara kami menyusuri I-70. Salah satu jalan bebas hambatan terpanjang di Amerika. Yang dibangun di masa Presiden Eisenhower --lahir di negara bagian ini. (Jangan lupa Presiden siapa yang membangun tol di Indonesia). Museum kepresidenan Eisenhiwer hanya sepelemparan piring dari salah satu exit I-70.
Ini jalan lama sekali. Sudah tua, setua orang orang seperti Bung Thamrin Dahlan: dibangun tahun 1956. Sedikit lebih muda dari sistem jalan bebas hambatan di Jerman, OtoBahn.
Meski tua jalan ini tetap seperti orang tua satu itu; masih tembem segar, selangnya masih berfungsi mengalirkan cairan apa pun dan belokan-belokannya cantik. Khas jalan bebas hambatan di Amerika --tidak pakai bayar tol. Waktu membangun tidak pakai utang. Pakai. Utangnya tanpa bunga, ke orang yang menikmatinya: pemilik mobil. Lewat penambahan harga di pembelian BBM mereka.
BACA JUGA:Lakukan Tes Wawancara Calon Anggota Panwascam
BACA JUGA:BPH Migas Cek CCTV dan Surat Rekomendasi di SPBU
Saya harus kerja keras di tengah-tengah Amerika ini. Siang-malam. Seperti muda dulu. Tidak bisa diganggu --kecuali oleh perusuh Disway lewat humor, ejekan dan air zam-zamnya.
Saya merasa beruntung: banyak bahan tulisan yang saya kumpulkan di New York. Cukup untuk sembilan hari --sehingga tidak ada stres tambahan selama ditekan kesibukan itu.
Kesibukan itu sudah selesai. Besok. Atau lusa. Waktunya memikirkan hendak ke mana.(Dahlan Iskan)
BACA JUGA:Siapkan 740 Ribu Tiket KAI Untuk Libur Panjang
BACA JUGA:Garuda Delay, Kemenag Layangkan Surat Teguran