Presiden RI Fokus Atasi Stunting

Rabu 24 Apr 2024 - 19:14 WIB
Reporter : Eris Munandar
Editor : Gus Munir

JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengakui saat ini masih ada sejumlah pekerjaan rumah (PR) di sektor kesehatan yang perlu bersama-sama diselesaikan.

Di antaranya adalah masalah stunting yang meski mengalami lonjakan penurunan cukup signifikan yakni dari 37% kasus stunting di Indonesia 10 tahun lalu menjadi 21,5% di Desember 2023 kemarin.

Menurut Jokowi, mengatasi stunting bukanlah hal yang mudah dan perlu melibatkan berbagai sektor untuk mengatasinya.

"Stunting akhir tahun kemarin angkanya masih 21,5% sudah turun, tapi seharusnya Kita mencapai 14%. Tapi saya hitung ini tidak mudah, untuk mengatasinya program ini harus terintegrasi" kata Jokowi dikutip dari keterangan resmi Kemenkes RI.

BACA JUGA:Isa Bajaj Berdamai dengan Terduga Pelaku Kekerasan Anaknya

BACA JUGA:Kesibukan Diduga Penyebab Perceraian Ria Ricis - Teuku Ryan

Selain stunting, persoalan yang menjadi sorotan adalah tingginya angka Kematian yang disebabkan oleh penyakit tidak menular (PTM).

Jokowi menyebut tiga penyakit PTM yang menyumbang angka kematian tertinggi di Indonesia yakni penyakit stroke sebanyak 330 ribuan kasus kematian, penyakit jantung sekitar 300 ribu kematian dan kanker juga mencapai 300 ribu kasus Kematian.

Sementara terkait alat kesehatan presiden menyebut hampir seluruh Puskesmas kini telah mendapatkan alat penunjang pemeriksaan kesehatan seperti USG dan juga EKG.

Begitu juga dengan rumah sakit di daerah telah memperoleh tambahan alat kesehatan yang diharapkan dapat mendukung upaya meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

BACA JUGA:Resep Minuman Segar Ala Kafe dan Kekinian

BACA JUGA:6 Istirahat Bisa Memelihara Mental dan Fisik

"Beberapa daerah telah menerima seperti alat CT scan, cath lab, namun ruanganya belum mendukung. Pak Menteri beri contoh ruangan yang benar seperti apa, biar Direktur rumah sakit bisa melihat," tutur Jokowi.

Lebih lanjut Jokowi mengatakan, persoalan lain yang juga besar di kesehatan adalah ketersedian tenaga kesehatan.

Saat ini jumlah dokter dan dokter Spesialis di Indonesia masih kurang di mana rasionya hanya 0,47 dan menempati urutan 147 di dunia.

Kategori :