OKU SELATAN - Dalam rangka menyampaikan imbauan kepada masyarakat untuk menghindari Pembakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), Bhabinkamtibmas dari Kepolisian Sektor (Polsek) Kisam Tinggi (Kisting) melaksanakan kegiatan belusukan pada Sabtu, 2 Maret 2024, guna berinteraksi dengan warga di perkebunan.
Iptu Arsyadi Putra Jaya, Kapolsek Kisam Tinggi, menjelaskan bahwa tujuan kegiatan ini adalah untuk mengajak masyarakat agar tidak terlibat dalam pembalakan dan pembakaran hutan serta lahan.
"Kami terus mengingatkan agar masyarakat memahami dampak negatif dari kerusakan hutan ini, karena akan berdampak luas bagi kita semua," ujarnya.
Babinkamtibmas akan terus memberikan imbauan kepada masyarakat, baik yang berkumpul di desa maupun di perkebunan.
BACA JUGA:Kendalikan Inflasi, Gelar pasar Murah
BACA JUGA:Ambil Semangka, Pelajar SMA Hilang Terseret Arus Sungai
"Kini telah memasuki musim tanam, yang sering diwarnai dengan pembakaran lahan. Sebelum hal itu terjadi, kami akan terus memberikan imbauan," tambahnya.
Apabila imbauan tidak diindahkan dan pembakaran tetap dilakukan, kemungkinan akan ada tindakan penegakan hukum, sesuai dengan perhatian Polda Sumsel terhadap larangan Karhutla.
Melalui kegiatan belusukan ini, diharapkan pesan imbauan dapat tersampaikan lebih langsung kepada masyarakat yang sedang aktif di perkebunan.
"Kegiatan ini akan dilakukan secara berkala dan di lokasi yang berbeda untuk memastikan pesan imbauan Polsek sampai kepada masyarakat," kata Putra.
BACA JUGA:Razia Blok Hunian Warga Binaan Pemasyarakatan
BACA JUGA:Operasi Keselamatan Musi Sasar Knalpot Brong hingga Surat Menyurat
Putra menekankan bahwa jika masyarakat mematuhi himbauan Polri, akan ada manfaat yang dirasakan bersama. Meskipun demikian, pelanggaran akan tetap terdeteksi melalui Hotspot Karhutla.
"Ada cara lain untuk membuka lahan tanpa melakukan pembakaran, seperti metode penyingkiran yang lebih ramah lingkungan dan membuat tanah lebih subur. Pembakaran hanya akan merusak ekosistem tanah," jelasnya.
Diharapkan wilayah Kecamatan Kisam Tinggi tetap aman dari Karhutla, karena keyakinan bahwa masyarakat akan memahami pentingnya hal tersebut. (*)