Jawab bu Mul agak di luar dugaan saya.
"Tidak," katanya. "Mungkin hanya karena saya wanita. Lebih banyak pakai otak kiri," tambahnya.
Lalu Bu Mul membuka rahasia gaya hidupnyi. "Saya ini orang yang selalu hidup di bawah garis kemampuan," katanya. Saya tertawa --terkecoh dengan kalimat plesetan itu.
BACA JUGA:Disway Malang
BACA JUGA:Event Disway Mancing 2024, Wartawan TVRI Raih Juara 1
"Dulu, ketika uang saya sedikit, saya sudah merasa cukup. Kini uang saya banyak juga hanya merasa cukup".
Meski dua tahun terakhir mampu membuka 12 outlet baru, tidak berarti tiap tahun membuka outlet. Pernah beberapa tahun sengaja tidak mau buka outlet baru. Dia pilih benah-benah internal Dea. Termasuk hanya fokus pada kebersihan dan kesehatan di pabriknya.
Cara bicara Bu Mul agak khas --menandakan bukan orang Malang. Bunyi 'r' nyi cedal.
"Saya Tionghoa," katanya.
Campuran?
"Asli. Bapak saya Tionghoa. Ibu saya Tionghoa," katanya.
Saya pun memperhatikan mata dan wajahnya.
Saya pun bertanya ke Pak Lurah yang satu meja dengan saya. "Apakah Pak Lurah tahu kalau bu Mul ini Tionghoa?"
BACA JUGA:260 Disway
BACA JUGA:Disway Network dan B Universe Jalin Kemitraan
"Baru tahu sekarang," katanya.