"Acara ini sebenarnya diadakan untuk mendukung saya agar terpilih lagi jadi ketua LPS," gurau Purbaya. "Ternyata jadi menkeu," guraunya. "GREAT Institute telah over deliver," tambahnya.
Purbaya ekonom akademisi?
Ia memang lulusan elektro ITB. Tapi setelah itu ia ke Amerika. Ia kuliah ekonomi di Purdue University.
BACA JUGA:Disway Gratis
Menurut Nainggolan, ketika di Purdue itulah Purbaya berinteraksi dengan ekonom kelas dunia. Pemenang hadiah Nobel. Namanya: Paul Michael Romer.
Romer ahli teori pertumbuhan. Romer juga terkenal sebagai ''pencipta'' istilah baru dalam ekonomi: mathiness. Yakni teori ekonomi yang kelihatannya mendasarkan perhitungan pada matematika, tapi sebenarnya hanya menjadikan matematika sebagai pembenar asumsi satu ideologi ekonomi.
Romer melihat ada ekonom seperti itu. Ia pun secara terbuka mengecam dua pemenang Nobel ekonomi. Mereka dinilai melakukan mathiness.
Paul Romer pernah dibawa Purbaya ke Indonesia. Tahun 2012. Kini umurnya 69 tahun, menjadi guru besar di Boston Collage. Ia pernah jadi guru besar di Berkeley, New York University dan Stamford University. Pernah juga sebagai direktur Bank Dunia sampai ia mundur karena perbedaan pendapat di dalamnya.
BACA JUGA:Disway Malang
BACA JUGA:Event Disway Mancing 2024, Wartawan TVRI Raih Juara 1
Dari tiga tulisan di Disway ini Anda pun harus siap-siap berada di jalur penerapan teori ekonomi yang baru, dengan Purbaya sebagai masinisnya.
"Sebenarnya kasihan Pak Jokowi itu," ujar Purbaya. "Pak Jokowi membangun begitu banyak infrastruktur tapi pengaruh ekonominya lebih kecil dari zaman Pak SBY."
Pak Jokowi itu, katanya, juga punya jasa. Termasuk saat Purbaya menyarankan penggelontoran uang ke sistem keuangan. Yakni setelah Covid. Agar ekonomi hidup lagi. "Presiden Jokowi dengan cepat melaksanakannya," katanya.
"Kalau Rocky Gerung kan melihat Pak Jokowi itu tidak melakukan apa-apa," gurau Purbaya. Tentu hadirin tepuk tangan. Tertawa. Bergemuruh. Termasuk Rocky Gerung sendiri.
BACA JUGA:260 Disway