OKU EKSPRES COM - Hipotensi yang dimediasi saraf (Neurally Mediated Hypotension/NMH) dikenal juga dengan berbagai istilah, seperti refleks vasovagal, sinkop neurokardiogenik, sinkop vasodepresor, refleks pingsan, hingga disfungsi otonom. Kondisi ini muncul ketika terjadi gangguan komunikasi antara otak dan jantung.
Meski bisa dialami siapa saja, kerentanan setiap orang terhadap NMH berbeda-beda. Faktor genetik, pola makan, kondisi psikologis, hingga pemicu akut seperti infeksi turut memengaruhi risiko seseorang mengalami gangguan ini.
Penyebab Neurally Mediated Hypotension
Hipotensi jenis ini biasanya muncul pada individu yang rentan dalam situasi tertentu, seperti:
Berdiri terlalu lama dalam posisi diam, misalnya saat antre atau mandi.
BACA JUGA:Kapan Obat Diperlukan Oleh Penderita Hipertensi dan Bagaimana Pengelolaannya?
BACA JUGA:Waspada! Anak Juga Bisa Mengalami Hipertensi, Ini Penyebabnya
Berada di lingkungan panas, seperti musim kemarau, ruangan penuh sesak, atau mandi air panas.
Setelah berolahraga.
Mengalami tekanan emosional, misalnya rasa takut, cemas, atau melihat darah.
Setelah makan, ketika aliran darah lebih banyak menuju sistem pencernaan.
Pada kondisi normal, ketika berdiri terlalu lama, tubuh akan mengompensasi aliran darah yang menumpuk di kaki dengan lonjakan adrenalin. Hal ini membuat detak jantung lebih cepat dan kontraksi lebih kuat untuk menjaga pasokan darah ke otak.
BACA JUGA:Faktor Pemicu Anak Bisa Mengalami Hipertensi
BACA JUGA:Hipertensi Maligna: Ancaman Segera yang Membutuhkan Tindakan Cepat
Namun pada penderita NMH, terjadi “miskomunikasi” antara otak dan jantung. Saat tubuh justru membutuhkan detak jantung lebih cepat untuk mengalirkan darah ke otak, otak malah memberi sinyal untuk memperlambat denyut jantung. Akibatnya, aliran darah ke otak berkurang, menimbulkan pusing hingga pingsan.