Produksi sel darah merah menurun
Penurunan produksi biasanya disebabkan oleh penyakit kronis yang berat seperti kanker, gagal ginjal stadium akhir, HIV/AIDS, atau hipotiroidisme. Kekurangan nutrisi penting seperti zat besi juga menjadi penyebab umum, terutama pada kasus anemia defisiensi besi. Kerusakan sumsum tulang akibat infeksi, penyakit autoimun, efek obat tertentu, atau paparan bahan kimia beracun juga dapat menghentikan produksi sel darah merah.
Penghancuran sel darah merah berlebihan
Kondisi ini dapat terjadi akibat penyakit autoimun atau kelainan genetik seperti thalasemia, di mana sel darah merah dihancurkan lebih cepat daripada diproduksi.
Kehilangan darah dalam jumlah besar
Perdarahan berat, baik dari luar (misalnya kecelakaan) maupun dari dalam tubuh (misalnya pecahnya varises esofagus atau diseksi aorta), dapat menyebabkan anemia gravis.
BACA JUGA:Cegah Anemia Sejak Dini, Lindungi Masa Depan Anak
BACA JUGA:Bayi Juga Bisa Alami Anemia, Ini Fakta yang Perlu Orang Tua Tahu
Penanganan Anemia Gravis
Jika kadar hemoglobin sudah di bawah 7 g/dL, transfusi darah biasanya menjadi langkah pertama untuk menstabilkan kondisi pasien. Setelah itu, fokus pengobatan diarahkan pada penyebab yang mendasarinya.
Pada kasus perdarahan, tindakan penghentian pendarahan dilakukan sesegera mungkin.
Jika disebabkan oleh penyakit autoimun, dokter mungkin meresepkan obat imunosupresan, suplemen zat besi, dan asam folat untuk membantu produksi sel darah merah.
Bila sumsum tulang tidak lagi berfungsi, transplantasi sumsum tulang bisa menjadi pilihan.
BACA JUGA:Saat Anemia Menjadi Jalan Menuju Penyakit Jantung
BACA JUGA:Anemia vs Darah Rendah: Kenali Perbedaannya agar Tak Salah Penanganan
Anemia gravis adalah kondisi medis serius yang tidak boleh diabaikan. Penanganan dini sangat penting untuk mencegah komplikasi berbahaya seperti gagal jantung hingga kematian.