Pemkab OKU Timur, kata dia, berkomitmen untuk terus mendukung lahirnya kompetisi di tingkat desa dan kecamatan sebagai upaya memperkuat fondasi olahraga daerah.
“Ketika masyarakat ikut ambil bagian dalam olahraga—baik sebagai pemain, panitia, penonton, maupun sponsor—kita sedang membentuk jaringan sosial yang solid. Ini strategi efektif dalam membangun karakter generasi muda yang sehat dan kompetitif,” ungkapnya.
Yudha juga menyampaikan bahwa kesuksesan Desa Bandar Jaya dalam menggelar turnamen ini bisa menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di OKU Timur untuk menggelar kegiatan serupa.
BACA JUGA:Peringati Muharram, TP PKK OKU Timur Berbagi Sembako untuk Anak Yatim dan Dhuafa
BACA JUGA:Dua Pasien Kanker di OKU Timur Dapat Bantuan dr. Sheila Noberta dan Tim PKK
“Saya sampaikan apresiasi untuk semua pihak yang terlibat. Desa Bandar Jaya sudah memberi contoh bahwa dengan kerja sama dan semangat kolektif, kita bisa menggelar event yang bermanfaat dan membanggakan,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Desa Bandar Jaya, Apriansyah, AMK, menyampaikan rasa syukur dan bangganya atas terselenggaranya ajang ini.
“Ini murni inisiatif masyarakat. Karang Taruna kami luar biasa, mereka bukan hanya jadi panitia tapi juga penggerak utama kegiatan ini,” ungkapnya.
Ajang Bandar Jaya Cup telah memasuki edisi kedua dan ditargetkan akan terus berlanjut sebagai agenda tahunan desa.
BACA JUGA:Viral Anak Manusia Silver Dimarahi Ibu Diduga karena Tak Dapat Uang, Pemkab OKU Timur Bertindak
BACA JUGA:6 Eks NII di OKU Timur Kembali ke NKRI
Apriansyah berharap, kejuaraan ini dapat menjadi pemicu bagi desa-desa lain untuk ikut serta mengembangkan kegiatan olahraga di wilayah masing-masing.
“Semoga semangat dari Bandar Jaya bisa menjalar ke desa-desa lain. Kita ingin melihat seluruh kecamatan di OKU Timur punya semangat yang sama dalam memajukan olahraga tarkam,” tutupnya.
Bandar Jaya Cup II 2025 mungkin telah berakhir, tetapi semangat dan inspirasinya baru saja dimulai.
Kemenangan dramatis Martapura Old Star bukan sekadar kisah tentang sepak bola, melainkan simbol harapan dan semangat gotong royong yang tumbuh dari desa-desa di OKU Timur.