Sebelum memulai terapi, ibu hamil akan menjalani sejumlah pemeriksaan untuk memastikan jenis TBC yang diderita, seperti:
BACA JUGA:Dampak Fatal TBC yang Terabaikan: Dari Paru-Paru Rusak Hingga Kematian
BACA JUGA:Mengungkap Cara TBC Menyebar dan Kelompok yang Harus Waspada
Wawancara medis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang (tes dahak, rontgen dada, tes darah TB tuberkulin)
Setelah itu, dokter akan menentukan pengobatan yang sesuai dengan jenis TBC yang dialami:
1. TBC Laten
Pada kondisi ini, bakteri sudah masuk ke tubuh tapi belum menimbulkan gejala. TBC laten biasanya diketahui melalui tes kulit atau tes darah. Meski tidak menular, TBC laten tetap perlu diobati.
Untuk ibu hamil dengan kondisi ini, biasanya pengobatan ditunda hingga 2–3 bulan setelah melahirkan. Namun, pada kasus tertentu, dokter dapat memberikan pengobatan selama masa kehamilan jika dianggap aman.
2. TBC Aktif
Berbeda dengan laten, TBC aktif sudah menimbulkan gejala dan berpotensi menular. Dalam kasus ini, pengobatan tidak bisa ditunda.
BACA JUGA:Bebas TBC Dimulai dari Rumah: Langkah Pencegahan yang Wajib Diketahui
BACA JUGA:Kenali Gejala TBC Sejak Dini: Jangan Abaikan Batuk Berkepanjangan!
Pada dua bulan pertama, ibu hamil akan diberikan tiga jenis obat: isoniazid, rifampisin, dan etambutol
Setelah itu, selama tujuh bulan berikutnya, pengobatan dilanjutkan hanya dengan isoniazid dan rifampisin