Musim Panen, Harga Kopi OKU Selatan Turun Jadi Rp 43.000/Kg

Senin 07 Jul 2025 - 20:03 WIB
Reporter : HOS
Editor : Gus Munir

OKU EKSPRES.COM - Musim panen yang seharusnya menjadi momen menggembirakan justru menjadi masa sulit bagi petani kopi di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan. 

Harga kopi di wilayah tersebut mengalami penurunan drastis, kini hanya berada di angka Rp 43.000 per kilogram. Angka ini mencerminkan penurunan sekitar 10% dari harga sebelumnya.

Padahal, beberapa waktu lalu harga kopi sempat menembus angka lebih dari Rp 70.000 per kilogram. Namun, dalam beberapa pekan terakhir, harga terus merosot secara signifikan, membuat para petani resah dan kecewa.

Menurut IR, salah satu warga Kisam Tinggi, kondisi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah melimpahnya hasil panen, yang menyebabkan pasokan kopi meningkat drastis di pasar.

BACA JUGA:7 Kelompok Orang yang Sebaiknya Tidak Minum Kopi, Ini Alasannya

BACA JUGA:Harga Kopi di OKU Selatan Anjlok ke Rp48 Ribu, Petani Terjepit

"Musim panen tahun ini sangat baik, sehingga produksi melimpah. Namun, hal ini justru membuat harga jatuh," ujarnya, Senin (2025).

Tak hanya itu, lemahnya permintaan pasar juga diduga turut andil dalam penurunan harga. "Permintaan kopi di pasaran tampaknya tidak setinggi yang diperkirakan," tambahnya.

Selain faktor lokal, fluktuasi harga kopi di pasar global juga memberi pengaruh besar. 

"Harga kopi dunia memang cenderung tidak stabil karena berbagai faktor, termasuk volume produksi dan permintaan internasional," jelasnya lebih lanjut.

BACA JUGA:SMBR Tanam 2.700 Pohon dan Ajak Warga Bayar Kopi Pakai Sampah

BACA JUGA:Kabar Baik untuk Pencinta Kopi: Bisa Kurangi Risiko Diabetes dan Jantung

Di tengah kondisi ini, para petani kopi di OKU Selatan berharap adanya perhatian dari pemerintah.

Mereka meminta adanya strategi konkret untuk mengatasi masalah ini, seperti peningkatan kualitas hasil panen atau pencarian pasar ekspor yang lebih menjanjikan.

"Kami berharap pemerintah bisa turun tangan, agar harga kopi bisa kembali stabil bahkan meningkat, sehingga petani tidak terus-menerus dirugikan," pungkasnya.

Kategori :