Dari sana, DBL Indonesia dihadapkan pada tantangan untuk menggelar liga basket pelajar di Indonesia Arena, dan mereka menjawab tantangan tersebut dengan sukses.
Antusiasme masyarakat terlihat sejak awal, terbukti dengan penjualan tiket presale yang cepat habis, meskipun pada saat itu belum diketahui tim mana yang akan bertanding.
Tim finalis putri adalah SMA Jubilee yang berhadapan dengan SMAN 70 Jakarta, sedangkan di sektor putra, SMA Bukit Sion melawan SMA Jubilee.
Founder DBL Indonesia, Azrul Ananda, menyatakan bahwa awalnya banyak yang meragukan bahwa kompetisi basket SMA bisa menjadi begitu populer pada saat dimulai pada tahun 2004.
BACA JUGA:Amankan Puluhan Botol Miras
Namun, Final DBL Jakarta dengan lebih dari 12 ribu penonton menjadi bukti kesuksesan mereka. "Kami akhirnya bisa membuktikan. Malam ini kita semua menjadi saksi bagaimana Final DBL Jakarta di Indonesia Arena bisa digelar dengan heboh. Lebih dari 12 ribu penonton hadir. Tantangan Pak Menpora sudah kami jawab. Apa tantangan berikutnya buat kami?" ujar Azrul sembari bercanda pada Menpora.
Menurut Dito, gelaran Final DBL Jakarta di Indonesia Arena tidak hanya menjadi kebanggaan, tetapi juga faktor penting dalam meningkatkan kualitas olahraga basket di Indonesia.
Ia berharap DBL dapat terus menjadi wadah untuk mewujudkan mimpi anak-anak Indonesia dan membawa lebih banyak anak-anak untuk berpartisipasi di Indonesia Arena.
"Kalau ditanya tantangan berikutnya untuk DBL apa? Ya, harus bisa lebih membawa lebih banyak anak-anak Indonesia untuk merasakan bermain dan tampil di sini (Indonesia Arena)," kata Dito. Dengan begitu, lanjut Dito, anak-anak di Indonesia bisa merasakan mimpi yang sama. (rel)
BACA JUGA:Awasi Anak, Waspada Derasnya Sungai Ogan