Format putaran ini terdiri dari dua grup, masing-masing berisi tiga tim. Hanya pemuncak grup yang akan otomatis lolos ke Piala Dunia, sementara runner-up harus melanjutkan perjuangan melalui babak play-off.
Menariknya, Kluivert yang awalnya menggunakan formasi empat bek kini mulai menerapkan pola tiga bek dengan dua wingback—skema yang pernah sukses di era Shin Tae-yong.
Hasilnya cukup positif: dua kemenangan dan dua kekalahan yang mengantarkan Indonesia ke fase berikutnya.
BACA JUGA:Kluivert Kantongi 30 Nama Pemain Timnas Indonesia Jelang Lawan China
BACA JUGA:Manchester City Incar Kakak Pemain Timnas Indonesia
Konflik Geopolitik dan Ketegasan FIFA Dipertanyakan
Di tengah perjalanan kualifikasi, isu geopolitik kembali mencuat. Ketegangan antara Iran, Israel, dan AS menimbulkan pertanyaan tentang keberlanjutan partisipasi Iran di Piala Dunia 2026.
Meski begitu, AFC dan FIFA belum mengambil keputusan tegas.
Sekretaris Jenderal AFC, Windsor John, menyatakan bahwa masih terlalu dini untuk berspekulasi.
Namun hal ini menimbulkan kritik, mengingat FIFA pernah mencoret Rusia dan Yugoslavia karena konflik serupa, tetapi tidak pernah melakukan hal yang sama terhadap Israel.
BACA JUGA:Mees Hilgers Jadi Pemain Timnas Indonesia Termahal di Eropa
BACA JUGA:Daftar 25 Pemain Timnas Indonesia U-17 untuk Piala Asia U-17
Ini memicu pertanyaan tentang konsistensi FIFA dalam menjunjung nilai sportivitas dan kemanusiaan.
Mauricio Souza dan Misi Bangun Fondasi Timnas lewat Persija
Sementara itu, klub Liga 1 Persija Jakarta kini resmi ditangani pelatih asal Brasil, Mauricio Souza, yang menggantikan Carlos Peña.
Mauricio bukan nama baru bagi penggemar sepak bola nasional—musim lalu ia membawa Madura United finis empat besar meski tak ikut serta dalam babak final Championship Series.