OKU TIMUR - Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten OKU Timur bersama Dinas Pertanian OKU Timur menggelar kegiatan uji petik untuk mengukur produktivitas padi dengan dua metode berbeda. Yaitu ubinan plot dan combine harvester.
Kegiatan ini berlangsung di Desa Aman Jaya, Kecamatan Buay Madang, dan disaksikan langsung oleh Kepala BPS Kabupaten OKU Timur, Ir. H. Budiriyanto, M.A.P.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut perwakilan dari Kementerian Pertanian, BPS Provinsi Sumatera Selatan, Bulog, Staf Khusus Bupati Bidang Pertanian, perwakilan Danramil, Dinas Pertanian OKU Timur, KTNA OKU Timur, serta Babinsa.
Uji petik ini bertujuan untuk membandingkan tingkat produktivitas padi yang dihasilkan dari dua cara panen yang berbeda.
BACA JUGA:Hasan HD Jabat Plh Direktur Perumda Tirta Raja
BACA JUGA:Sisir Panti Pijat Diduga Jadi Sarang Prostitusi
Lahan yang digunakan memiliki jenis benih dan perlakuan yang sama, namun dipanen dengan mesin yang berbeda.
Mesin pertama adalah power thresher, alat panen yang masih bersifat sederhana dan konvensional.
Sementara itu, mesin kedua adalah combine harvester, alat modern yang lebih efisien dan mudah berpindah tempat, sebagai bagian dari transformasi pertanian menuju modernisasi.
Menurut Jupni Amnus, S.E., M.M., selaku Penanggung Jawab Fungsi Produksi BPS OKU Timur, hasil pengukuran yang dilakukan oleh Tim KSA dan Ubinan menunjukkan bahwa metode ubinan plot menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi.
BACA JUGA:Powerful Kejagung
BACA JUGA:Pilih Agen Top dan Potong Gaji Demi Gabung Barcelona
Namun, dari hasil wawancara dengan para petani, penggunaan combine harvester dianggap lebih ekonomis karena mengurangi biaya panen secara signifikan.
Modernisasi pertanian memang menjadi keniscayaan, dan petani harus bersiap menghadapi perubahan ini.
Kendati demikian, nilai-nilai lokal yang terwujud dalam kebersamaan para buruh tani saat musim panen tetap penting untuk dijaga.