Kedua kondisi ini berbahaya dan dapat memperburuk komplikasi yang sudah ada, seperti kerusakan saraf atau gangguan ginjal.
Oleh karena itu, individu dengan kondisi ini harus berkonsultasi dengan dokter sebelum memutuskan untuk berpuasa agar dapat menyesuaikan pola makan serta pengobatan mereka.
BACA JUGA:Bubarkan Balap Liar di Sekitar Makam Pahlawan
BACA JUGA:Temui Gubernur, Bahas Pembangunan Infrastruktur dan Peningkatan Ekonomi Daerah
2. Wanita yang Berusaha Hamil
Mereka yang sedang berencana memiliki keturunan sebaiknya memperhatikan asupan nutrisi dengan baik.
Kekurangan kalori dan zat gizi tertentu akibat puasa dapat memengaruhi keseimbangan hormon yang berperan dalam ovulasi dan kesuburan.
Selain itu, defisiensi nutrisi seperti asam folat, zat besi, dan vitamin D dapat mengurangi peluang kehamilan serta meningkatkan risiko komplikasi jika kehamilan terjadi.
Stres akibat perubahan pola makan yang drastis juga dapat mengganggu siklus menstruasi, sehingga berpotensi menurunkan kemungkinan konsepsi.
BACA JUGA:Harga Gas LPG 3 Kg Tembus Rp40 Ribu
BACA JUGA:Ramadan Jadikan Momentum Introspeksi Diri
Jika tetap ingin berpuasa, metode yang lebih fleksibel seperti puasa berselang dengan jendela makan yang lebih panjang bisa menjadi alternatif yang lebih aman.
3. Wanita Hamil atau Menyusui
Masa kehamilan dan menyusui membutuhkan asupan nutrisi yang cukup untuk menjaga kesehatan ibu serta bayi.
Selama kehamilan, tubuh memerlukan kalori, protein, dan vitamin dalam jumlah lebih banyak untuk mendukung pertumbuhan janin.
Jika ibu hamil berpuasa tanpa pengawasan, ada risiko kekurangan nutrisi yang dapat menghambat perkembangan janin serta menyebabkan dehidrasi dan kelelahan.