Lebih lanjut, Bung Kalz menekankan bahwa seni, termasuk musik, seharusnya dapat dinikmati secara bebas tanpa adanya tekanan.
BACA JUGA:11 Makanan Penurun Tekanan Darah Tinggi
BACA JUGA:Kondisi Bos Rental Mobil Usai Ditembak Prajurit TNI AL Masih Hidup
"Seni harusnya tetap bebas dan tidak boleh dikendalikan oleh kekuatan tertentu," tegasnya.
Ia juga menilai bahwa Sukatani berperan sebagai wadah bagi suara-suara dari akar rumput yang perlu didengar.
"Dalam hal ini, Sukatani merupakan representasi suara masyarakat yang disalurkan melalui seni populer," ujarnya.
Saat ini, permasalahan tersebut telah diselesaikan, dan lagu Bayar Bayar Bayar kembali tersedia di berbagai platform digital. Selain itu, Sukatani pun telah kembali tampil di panggung.
BACA JUGA:Dokumen untuk Ekstradisi Paulus Tannos diungkap KPK
BACA JUGA:Kemenag Segera Gelar Sidang Isbat
Namun, Bung Kalz berharap para penggemar bisa menghapus unggahan klarifikasi yang sempat beredar dan tidak lagi membahas masalah ini.
"Ini demi mengurangi tekanan psikologis yang mereka alami. Kami sangat menghargai dukungan dari para penggemar," ungkapnya.
Sementara itu, Biropaminal Divpropam telah ditugaskan untuk memeriksa anggota Ditreskrimsus Polda Jateng guna mengklarifikasi polemik ini.
Saat ini, para personel Sukatani merasa lebih aman dan sudah kembali tampil di berbagai acara. Pada Minggu (23/2), mereka menggelar pertunjukan di Gedung Korpri Slawi, Kabupaten Tegal.
BACA JUGA:Pasangan JM - Fai Siap Hadapi PSU Pilkada di Empat LAwang
BACA JUGA:Upayakan Dorong Pembangunan Jalan Khusu Batubara
Meski demikian, mereka memilih untuk tidak membawakan lagu Bayar Bayar Bayar, meskipun banyak penonton yang memintanya.