MUARADUA - Dalam rangka mencegah penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD), Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan secara aktif melakukan berbagai upaya preventif.
Termasuk melakukan kegiatan fogging dan penaburan abate di lokasi-lokasi strategis. Pada hari Kamis, 18 Januari 2024, salah satu titik fokus fogging adalah lingkungan Mapolres OKU Selatan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten OKU Selatan, Dr Meri Astuti MM, menjelaskan bahwa penyakit DBD dapat ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti.
Di mana nyamuk tersebut biasa bertelur di tempat-tempat lembab, seperti tumpukan sampah dan genangan air.
BACA JUGA:Inter Buru Hattrick Supercoppa Italiana
BACA JUGA:Timnas Indonesia Jalani Laga Hidup Mati Hadapi Vietnam
“Telur nyamuk ini dapat tetap bertahan dalam kondisi kering selama satu tahun dan menetas ketika terendam kembali dalam air,” ungkap Dr Meri Astuti MM.
Dr Meri Astuti menegaskan bahwa meskipun fogging bukan metode pencegahan utama, tetapi dianggap efektif untuk membasmi nyamuk Aedes aegypti dewasa dengan cepat. Dengan tujuan mengurangi jumlah nyamuk yang berpotensi membawa penyakit.
Selain fogging, upaya pencegahan melibatkan partisipasi aktif masyarakat dengan prinsip 3M, yaitu menguras atau membersihkan tempat penampungan air.
Kemudian, menutup rapat tempat yang dapat menampung air, dan mendaur ulang barang bekas yang bisa menjadi tempat perkembang biakan nyamuk.
BACA JUGA:Cegah Penyebaran DBD, Pemkab OKU Bakal Lakukan Fogging Massal
BACA JUGA:Saat Berkebun, Petani Berduel dengan Beruang Hingga Kaki Putus
"Kami mengajak masyarakat untuk saling membantu dalam menerapkan 3M dan melibatkan diri dalam kegiatan pencegahan tambahan, seperti menaburkan bubuk abate di tempat penampungan air, menggunakan obat anti-nyamuk dengan kelambu, memelihara ikan pemangsa jentik, dan langkah-langkah lainnya," tambahnya.
Selanjutnya, kegiatan fogging dan penaburan Abate telah dilaksanakan di 19 kecamatan se Kabupaten OKU Selatan sejak 1 Januari 2024.
Selain itu, dilakukan sosialisasi dan himbauan terkait DBD untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya penyakit tersebut. (*)