JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), mengungkapkan langkah strategis pemerintah untuk meningkatkan penyerapan gabah dan beras demi menjaga kestabilan harga pangan.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Perum Bulog, Zulhas menyampaikan bahwa produksi gabah, jagung, dan beras mengalami peningkatan yang signifikan sejak awal tahun.
“Produksi gabah, jagung, dan beras pada Januari diprediksi naik hingga 50%. Tren ini terus berlanjut pada Februari dan Maret dengan kenaikan serupa. Meskipun pada April terjadi sedikit penurunan, peningkatan tetap berada di kisaran 15%,” ujar Zulhas dalam konferensi pers di Jakarta Pusat, Rabu.
Zulhas juga menegaskan bahwa pemerintah telah menetapkan target bagi Perum Bulog untuk menyerap 3 juta ton beras dalam kurun waktu Januari hingga April 2025.
BACA JUGA:Borussia Dortmund Resmi Pecat Nuri Şahin, Erik ten Hag Jadi Penggantinya?
BACA JUGA:Menteri Pariwisata RI, Widiyanti Putri, Beri Klarifikasi Soal Hartanya Mencapai Rp5,4 Triliun
Harga pembelian gabah di tingkat petani dipatok sebesar Rp6.500 per kilogram, sedangkan beras dari pabrik mitra akan dibeli dengan harga Rp12.000 per kilogram.
“Bulog harus segera menyerap gabah petani dengan harga Rp6.500 per kilogram dan beras dari pabrik mitra senilai Rp12.000 per kilogram," jelas Zulhas.
"Untuk mencapai target serapan 3 juta ton, Bulog mengusulkan kenaikan harga pembelian menjadi Rp12.250 per kilogram. Namun, keputusan akhir masih menunggu hasil pembahasan dalam rapat terbatas,” lanjutnya.
Langkah ini dirancang untuk menjaga kestabilan harga di tingkat petani sekaligus menjamin ketersediaan pasokan beras dalam negeri.
BACA JUGA:Pelantikan Kepala Daerah Terpilih yang Tak Bersengketa di MK Dilaksanakan 6 Februari 2025
BACA JUGA:Pemerintah Bakal Hapus Kewajiban Mengajar Selama 24 Jam per Minggu
Zulhas juga menyatakan keyakinannya terhadap peningkatan signifikan produksi gabah dan beras pada kuartal pertama 2025. Namun, ia mengingatkan pentingnya pengelolaan harga agar petani tetap sejahtera tanpa membebani konsumen.
“Kami mengutamakan stabilitas harga gabah di tingkat petani. Dengan penyerapan oleh Bulog, diharapkan harga tetap terkendali sehingga petani memperoleh keuntungan yang layak,” pungkasnya. (*)