OKU EKSPRES - Kemunculan AI dalam perfilman kini tengah mengubah industri secara cepat, sebagaimana dibuktikan oleh proyek terbaru Jason Zada, film pendek berjudul "The Heist."
Film ini menjadi sorotan karena sepenuhnya bergantung pada kecerdasan buatan untuk penyampaian visualnya, dengan memanfaatkan teknologi teks-ke-video Google Veo 2.
Setiap aspek visual dalam film ini dihasilkan dari perintah teks, sehingga menghilangkan kebutuhan akan elemen tradisional perfilman seperti kamera, aktor, atau set.
Zada menangani suara, penyuntingan, dan musik, namun visual sepenuhnya dihasilkan oleh AI. Perkembangan ini menandai tonggak penting dalam evolusi perfilman, menunjukkan bahwa film yang sepenuhnya dibuat oleh AI mungkin segera menjadi hal yang umum.
BACA JUGA:Manfaat Signifikan Agrivoltaik dalam Studi Terbaru Menggunakan Panel Surya
BACA JUGA:Rey Mysterio Sr, Meninggal Dunia di Usia 66 Tahun
Implikasinya sangat mendalam: para pembuat film mungkin dapat menciptakan keseluruhan narasi dari storyboard tanpa memerlukan kru yang banyak atau biaya produksi yang tinggi.
Karya Zada mencerminkan tren yang lebih luas di mana alat-alat AI semakin terintegrasi ke dalam proses kreatif.
Meskipun para pembuat film mungkin awalnya menolak teknologi ini karena kekhawatiran akan kualitas dan keaslian, banyak yang mulai mengeksplorasi bagaimana AI dapat meningkatkan kemampuan bercerita mereka.
Misalnya, pada sebuah gala yang menampilkan film-film hasil karya AI, para kreator awalnya skeptis namun akhirnya menemukan bahwa penggunaan AI memerlukan keputusan kreatif yang signifikan.
BACA JUGA:Christopher Nolan dan Emma Thomas Dianugerahi Gelar Kebangsawanan oleh Raja Charles III
BACA JUGA:Perubahan Suara Franky dan Pengumuman Besar One Piece di Jump Festa 2025
Seiring perkembangan teknologi ini, muncul pertanyaan penting tentang masa depan bercerita dalam sinema dan apakah AI akan melengkapi atau menggantikan praktik perfilman.