Termasuk rencana crowdfunding dan IPO yang dijadwalkan akan dimulai pada Desember mendatang, setelah pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
BACA JUGA:Harga Cabai Naik Tinggi Hingga Dua Kali Lipat
BACA JUGA:Libatkan Siswa Bersihkan Objek Wisata Danau Ranau
Arahan dari Pj Gubernur sebelumnya, Agus Fatoni, mencakup tiga poin penting. Pertama, perlunya pengelolaan PT SOM yang lebih profesional dengan melibatkan individu kompeten untuk menyelesaikan masalah utama, khususnya pendanaan.
Kedua, direncanakan pertemuan dengan calon sponsor untuk memperkenalkan manajemen PT SOM dan Sriwijaya FC.
Ketiga, meningkatkan kerja sama dengan unit bisnis terkait, seperti pengelola Stadion Jakabaring.
Krisis keuangan ini memicu reaksi keras dari para suporter fanatik Sriwijaya FC. Pada Rabu, 11 Desember 2024 tiga kelompok pendukung, yakni Sriwijaya Mania (S-Man), Ultras Palembang, dan Singa Mania, mendatangi Sekretariat Sriwijaya FC di Kompleks PS Mall.
BACA JUGA:Usai Terima Rapor Sekolah, Pelajar SMA Tewas Diduga Tenggelam
BACA JUGA:Selama Pilkada di OKU Dinilai Aman dan Kondusif
Mereka menuntut manajemen segera melunasi tunggakan gaji pemain, staf pelatih, dan ofisial. Selain itu, mereka meminta transparansi terkait pendapatan dari sponsor serta langkah konkret untuk membenahi tim.
Termasuk merancang komposisi pemain sesuai kebutuhan pelatih dalam bursa transfer Liga 2 yang dimulai pada 19 Desember 2024.
Para suporter juga mendesak agar Digi Sport, sebagai pemegang saham mayoritas, mengambil langkah nyata untuk menyelamatkan Sriwijaya FC dari ancaman degradasi.
Mereka mengusulkan agar saham Digi Sport dialihkan kepada Gubernur dan Wakil Gubernur Sumsel terpilih, Herman Deru dan Cik Ujang, untuk memastikan pengelolaan tim yang lebih baik.
BACA JUGA:Hidup Baru
BACA JUGA:Vicky Legowo Gagal Jadi Bupati
Namun, juru bicara Herman Deru - Cik Ujang (HDCU), Alfrenzi Panggarbesi, membantah adanya rencana pengambilalihan manajemen Sriwijaya FC oleh pihaknya.