Antre Akhir

Dahlan Iskan-Photo ist-Gus munir

Anda sudah tahu: akhir cerita antrean masuk sidang Presiden Trump ini seperti apa.

Setidaknya sudah merasa: sampai seri ketiga tulisan kemarin belum juga berisi jalannya sidang.

PHP selalu ada di kehidupan. Salahnya yang mudah terkena harapan palsu.

Ketika ada petugas yang meneriakkan "jangan ada yang meninggalkan antrean" mulailah senang. Rasa penat berkurang. Antre tidak akan lama lagi.

Ternyata teriakan itu untuk yang antre di barisan kiri. Kami di barisan kanan. Awalnya barisan kiri itu tidak ada. Setelah dua jam barisan kanan mengular mulailah ada barisan kiri.

BACA JUGA:Gas LPG 3 Kg di OKU Timur Langka Sejak Sebulan Terakhir

BACA JUGA:Lakukan Pembersihan Danau Ranau Libatkan Masyarakat

"Mestinya saya di situ," kata saya dalam hati. Itulah antrean untuk wartawan.

Tapi tidak. Sesama wartawan mereka punya keplek. Saya tidak. Keplek itu terlihat dikalungkan di leher. Lebar. Ada nama dan dari media mana. Untuk mendapatkannya tidak bisa mendadak.

Kian lama barisan kiri itu kian panjang. Menyamai panjangnya antrean kanan. Media pun ternyata harus antre lebih satu jam.

Selama antre saya lihat dua kali petugas memeriksa sekilas barisan kiri itu: apakah semua berkeplek.

BACA JUGA:Lakukan Tes Wawancara Calon Anggota Panwascam

BACA JUGA:BPH Migas Cek CCTV dan Surat Rekomendasi di SPBU

Tidak ada yang menyelundup. Tidak juga anak Pak Iskan.

Tag
Share