Kenaikan harga beras ternyata ikut memengaruhi inflasi
BPS mencatat inflasi nasional bulan Februari 2024 sebesar 2,75 persen (year on year), dengan kontribusi terbesar dari beras sebesar 0,67 persen.-Photo ist-Eris
JAKARTA- Pemerintah kembali menegaskan bahwa pengendalian stabilitas pasokan dan harga pangan sebagai salah satu prioritas dalam menghadapi Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadhan dan Idul Fitri 1446 H/2024 M.
Jangan sampai kenaikan harga berdampak pada inflasi.
Untuk hal itu, Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) bersama stakeholder terkait menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengamanan Pasokan dan Harga Pangan pada Senin (04/03) di Hotel Kempinski, Jakarta.
"Hari ini kita menguatkan sinergi kementerian dan lembaga, BUMN pangan, asosiasi, serta pelaku usaha pangan untuk secara bersama-sama memastikan upaya-upaya stabilisasi pangan terus diintensifkan. Bapak Presiden Joko Widodo dalam Sidang Kabinet Paripurna pada 26 Februari 2024 lalu menugaskan kita semua agar menjaga betul-betul ketersediaan pangan dan stabilitas harga di bulan Ramadhan dan Idul Fitri," ujar Kepala NFA, Arief Prasetyo Adi.
Arief melanjutkan, kenaikan permintaan (demand) bahan pangan di momentum puasa harus diwaspadai agar tidak berdampak pada lonjakan inflasi.
BACA JUGA:MAKI Gugat Penganan Kasus Firly Bahuri
BACA JUGA:Tank Israel Tabrak Warga Sipil Palestina
Saat ini, inflasi merupakan salah satu tantangan tidak hanya bagi Indonesia tapi dialami oleh semua negara di dunia.
Angka Inflasi Nasional Dipicu Harga Beras
BPS mencatat inflasi nasional bulan Februari 2024 sebesar 2,75 persen (year on year), dengan kontribusi terbesar dari beras sebesar 0,67 persen.
Untuk itu, Arief mengungkapkan beragam upaya strategi untuk mengendalikan inflasi pangan.
Langkah-langkah strategis tersebut antara lain menggencarkan Gerakan Pangan Murah (GPM) dan meningkatkan pengawasan terhadap pasokan pangan ke pasar tradisional dan ritel modern.
BACA JUGA:Dapil 1 DPRD OKU, Diprediksi Separuh Diisi Wajah Baru
BACA JUGA:Kapolres OKU : Dua Komisioner Bawaslu OKU Mengadu Adanya Pengancaman