Abdullah Listrik
Dahlan Iskan mengenalkan 5 pengusaha Indonesia di acara business matching China Food and Drink Fair di Shenzhen, Tiongkok. -Foto: Disway-Gus munir
Abdullah setuju. Ia bertekad untuk mengembangkan diri. Selama ini ia sudah puas bisa mendidik anak-anak muda di Bantul untuk bisa memperbaiki motor listrik. Sudah 300 anak muda yang ia bina. Sukarela. Tanpa pamrih apa-apa.
Sudah waktunya Abdullah memikirkan dirinya sendiri: agar lebih besar.
Di awal mudanya dulu Abdullah, asal Tegal, membuka kios reparasi laptop. Di Yogyakarta. Sampai punya tujuh orang karyawan.
BACA JUGA:Pembangunan Tol Trans Sumatera Terhambat Melintasi Kawasan Hutan Lindung
BACA JUGA:Potensi Hujan Bakal Hujan di Daerah Kabupaten OKU
Usaha itu berakhir dengan pahit. Saat Covid tiba, reparasi laptopnya harus ditutup.
Abdullah pun mengajak tujuh karyawannya bicara: mereka akan ke mana. Yang ditanya tidak bisa menjawab. Mereka pasrah. Ikut Abdullah. Ke mana pun.
Karena Covid itu Abdullah harus pindah ke Bantul. Ke kampung istrinya. Ia belum tahu akan berbuat apa di Bantul. Tujuh orang itu pun ikut Abdullah ke Bantul. Jadi apa saja.
Merasa harus bertanggung jawab ke tujuh orang itu Abdullah berpikir: buka bengkel mobil listrik. "Ternyata yang datang pertama justru sepeda motor listrik," ujar Abdullah.
BACA JUGA:Nothing Phone (2a) Plus Community Edition Desain Unik yang Bersinar dalam Gelap
Lama kelamaan kian banyak motor listrik yang datang. Abdullah terkenal. Berkembang. Maju. Kewalahan.
Perjalanan ke Shenzhen ini telah membuka kemungkinan baru bagi siapa saja.(Dahlan Iskan)