Perubahan Fisiologis Tubuh Setelah 30 Hari Tanpa Gula

Ilustrasi: Gula-Photo: istimewa-ELSYA LAVIOSA

Penurunan berat badan

Makanan dan minuman yang mengandung banyak gula tambahan cenderung tinggi kalori namun rendah nutrisi yang mengenyangkan, seperti protein dan serat. Oleh karena itu, pola makan yang kaya akan makanan manis sering dikaitkan dengan peningkatan berat badan, obesitas, dan berbagai penyakit kronis.

Mengurangi asupan gula tambahan, terutama jika disertai dengan pola makan yang padat nutrisi, dapat membantu menurunkan berat badan.

Kesehatan mulut membaik

Konsumsi gula tambahan, terutama dari minuman manis, sangat berkaitan dengan peningkatan risiko gigi berlubang dan kerusakan gigi. Bakteri di mulut memecah gula dan menghasilkan asam yang dapat merusak gigi. Oleh karena itu, mengurangi asupan gula tambahan dapat membantu melindungi kesehatan gigi.

BACA JUGA:Manfaat dan Efek Samping Konsumsi Jamur Enoki

BACA JUGA:Langsung Urus Perpindahan Federasi Mees Hilgers dan Eliano Reijnders

Mempengaruhi kesehatan hati

Diet tinggi gula, terutama fruktosa, dapat meningkatkan risiko penyakit hati berlemak non-alkohol (NAFLD), yang ditandai dengan penumpukan lemak di hati.

Mengurangi asupan gula, khususnya dari makanan dan minuman yang dimaniskan dengan sirup jagung tinggi fruktosa, dapat membantu mengurangi lemak di hati dan meningkatkan kesehatan hati.

Meningkatkan kesehatan jantung

Konsumsi gula tambahan yang berlebihan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan kematian akibat kondisi ini. Oleh karena itu, mengurangi asupan gula dapat memberikan manfaat positif bagi kesehatan jantung.

Menghindari Kerusakan Gigi

Berhenti mengonsumsi gula selama sebulan dapat meningkatkan kesehatan gigi dan mulut, serta mengurangi risiko gigi berlubang dan penyakit gusi.

BACA JUGA:Nistelrooy Kandidat Terkuat Gantikan Erik ten Hag Sebagai Pelatih MU

Tag
Share