Nostra Aetate

Wakil Ketua Komisi VIII DPR Ace Hasan Syadzily meminta masyarakat untuk tidak memperdebatkan soal imbauan tayangan adzan magrib diganti teks berjalan saat misa akbar di Gelora Bung Karno (GBK). -Foto: X/@m_nurfatoni-Gus munir

Nostra Aetate'' artinya ''Zaman Kita''. Keputusan itu diambil dalam sidang besar para Uskup sedunia lewat pemungutan suara dengan hasil 2.221 lawan 88.

Rasanya baru Katolik yang mau mengakui bahwa kebenaran juga ada di agama lain.

Bulan depan, 28 Oktober, keputusan besar itu berumur 59 tahun. Di peringatan ke-60 tahun depan, Kiai Yusuf diundang ke Vatikan. Ia sudah mendapat undangannya.

Sejak Kiai Yusuf tersebut kini sudah ada tujuh orang Islam Indonesia yang menerima beasiswa Nostra Aetate.

BACA JUGA:Gugatan Dikabulkan, Dua Madrasah Negeri Terancam Tergusur

BACA JUGA:Imbas Ancam Culik Wartawan, Atta Halilintar Rumahkan Bodyguard

Mereka adalah Aan Rukmana (dosen universitas Paramadina); Gayatri Muthahari, aktivis Lintas Iman ICRP, Jakarta; Dewi Praswida Semarang (aktivis Gusdurian), Deni Iskandar asal Pandeglang, yang juga salah satu murid Abuya KH Ahmad Muhtadi.

Saya juga kenal beberapa orang Indonesia yang sering diterima Uskup di Vatikan. Mereka adalah pengusaha Katolik. Uskup Fransiskus pasti tidak asing ketika minggu ini berada di Indonesia.(Dahlan Iskan)

BACA JUGA:Buronan Asal Filipina yang Ditangkap Tiba di Polda Metro

BACA JUGA:Pengadaan Tanah Perlu Penilaian Dampak Sosial untuk Keadilan

Tag
Share