Akselerasi Yasonna
TEKS: Yasonna Laoly saat masih menjadi menkum HAM. -Foto: Kemenkum HAM-Gus munir
Partai nasionalis, Partai Kristen dan Katolik disatukan dengan konsensus: ketua umumnya harus Banteng, sekjennya harus dari partai Kristen.
Kata ''konsensus'' menjadi mantra saat itu –mirip mantra demokrasi saat ini. Mantra ''konsensus'' dipuja sebagai tandingan atas konsep demokrasi –yang distigmakan secara negatif dengan istilah demokrasi liberal.
Semua keputusan diambil berdasar konsensus. Bukan dengan pemungutan suara. Hasil pemilu bisa diketahui dengan cepat –Golkar pasti menjadi pemenangnya.
Apa yang terjadi sekarang sama sekali tidak sekejam yang terjadi pasca ditetapkannya ''Akselerasi Pembangunan 25 tahun''.
BACA JUGA:AHY Harap Transisi Kepemimpinan Berjalan Mulus
BACA JUGA:Perbedaan Sunscreen dengan SPF Berbeda: Panduan Memilih yang Tepat
Bagi yang merasa drama politik sekarang ini kejam, ketahuan: Anda tidak pernah menikmati lezatnya KKN di masa Orde Baru. (DAHLAN ISKAN)
BACA JUGA:Rahasia Kesehatan dan Relaksasi: Manfaat Mandi Garam untuk Tubuh dan Pikiran
BACA JUGA:Resep Nugget Ayam Sayur