God Bless

--

Siapa pun sepakat bahwa penampilan di TIM itu sangat sukses. Fenomenal. Nama Albar  melambung. Melejit. Meroket.

Saat itu Albar memang punya rasa percaya diri yang besar. Tidak dimiliki pemusik lain di dalam negeri. Ahmad Albar merasa ''lulusan'' Belanda. Ia memang belum lama pulang dari Belanda. Ia lama di Belanda. Lebih lima tahun.

Waktu lulus SMA, Jakarta lagi kisruh: ada G30S/PKI. Albar ke Belanda. Ada pamannya di sana. 

Albar tidak sekolah di sana. Ia kenal anak-anak yang suka musik di sana. Ia belajar gitar di sana. Ia diajak menyanyi di pub-pub di sana.

BACA JUGA:Pemeritah Bakal Rilis Lelang Surat Utang

Pulang ke Indonesia ia merasa lebih pede. Lalu ia ajak gitaris di sana untuk pulang ke Indonesia: Ludwig Lemans. Keturunan Indonesia. 

Ludwiglah yang jadi gitaris saat mereka tampil di TIM. Ian Antono, gitaris legendaris Indonesia belum gabung ke God Bless saat itu.

Melihat konser God Bless kemarin malam saya mengingat-ingat: sudah adakah buku yang terbit tentang Ahmad Albar. Seingat saya belum ada. 

Mengapa.

Saya pun menghubungi Buddy ACe. Ia nonton di deretan depan saya. Ia kakak Abdi Negara, vokalis Slank. Ia menjadi moderator saat diskusi tentang God Bless di ulang tahun yang ke 40. 

BACA JUGA:BACA JUGA:Melly Goeslaw Diduga Selingkuh Dengan Oknum Polisi

Sebenarnya sudah ada yang menulis buku tentang God Bless. Sudah sejak sembilan tahun lalu,'' ujar Buddy. ''Tapi Ahmad Albar belum setuju,'' tambahnya.

Buddy mengatakan sudah membaca draf buku tersebut. Isinya banyak yang belum diketahui orang. ''Semacam untold story Ahmad Albar,'' kata Buddy. 

Penulis buku tersebut seorang wartawan. Tapi ia menulis lebih sebagai penggemar God Bless. ''Sudah sekitar sembilan kali ia minta izin ke Ahmad Albar. Belum diizinkan,'' kata Buddy.

Mungkin menunggu konser God Bless 75 tahun. Atau 100 tahun. Dan saya janji akan menontonnya lagi. (*)

Tag
Share