Antre Bonek

Dahlan Iskan antre untuk bisa melihat sidang Donald Trump. -Foto: Disway-Gus munir

Saya sudah pup sebelum mandi tadi. Tapi saya tahu akan punya persoalan berat: buang air kecil.

Apalagi di kedinginan seperti ini. Pasti. Apalagi saya minum air putih banyak setiap pagi: setengah liter ketika bangun. Terbiasa. Lalu menelan obat pertama. Minum lagi. Setelah milih komentar, menelan obat kedua. Minum lagi. Total 1 liter. Dua jam setelah itu pasti harus ada exitnya. Pada jam itu antrean tidak bisa ditinggalkan.

Tapi saya kan membawa minuman satu botol. Untuk diminum dua jam kemudian. Setelah kosong botol itu bisa jadi toilet kecil. Dalam hal ini wartawan seperti tentara: apa saja bisa. Saya tinggal sedikit menyingkir ke balik pohon. 

Botol diselipkan di balik jas. Botol segera penuh kembali. Hanya berubah warnanya. Teknologi tisu basah harus diapresiasi.

BACA JUGA:Tips Gunakan Maskara Agar Bulumata Lentik dan Tebal Tanpa Menggumpal

BACA JUGA:2707 Calon PPS Ikuti Tes Tertulis

Di Amerika tong sampah di mana-mana. Tong terdekat itulah terminal akhir botol cairan kuning muda itu.

Saya sudah sering jadi terminal akhir botol seperti itu. Dulu sekali. Di stadion. Dilemparkan dari tribun. Terutama kalau Persebaya kalah.

Kini Persebaya tetap kalahan. Justru saya yang ganti melemparkan botol seperti itu. 

Imajinasi saya: ada Bonek mbeling di dalam tong itu. Bukan Trump.(Dahlan Iskan)

BACA JUGA:Anggota DPRD OKU Timur Alami Kecelakaan

BACA JUGA:Cegah Kejahatan, Rutin Lakukan Patroli Malam

Tag
Share