Salat Diskon
Dahlan Iskan-Photo ist-Gus munir
BACA JUGA:Usulkan Ishak Mekki untuk Dampingi Herman Deru
Bagi jamaah umrah dari luar negeri diskon itu menarik. Terutama bagi mereka yang tiba di Makkah malam hari. Jamaah yang baru tiba bisa segera masuk hotel.
Dulu, bus mengangkut jamaah harus tertahan di jalan. Sampai jam 12 malam. Bus baru boleh masuk setelah tarawih selesai. Jalan-jalan sekitar Masjid padat. Sesak. Macet.
Mengapa bukan dipersingkat menjadi 8 rakaat plus tiga? Seperti banyak dilakukan di Indonesia?
Juga tidak bisa didapat penjelasan. Dan lagi untuk apa juga disoal. Ini kan salat sunah. Bukan wajib. Bagi yang mau lebih singkat bisa mengurangi sendiri. Yang mau lebih lama bisa menambah sendiri.
Perubahan lain: jangan harap bisa salat di dalam masjid Haram kalau tidak berpakaian ihram. Tujuannya tentu baik: memprioritaskan orang yang datang untuk umrah. Yang sudah selesai umrah bisa salat di halaman. Atau di mana saja.
BACA JUGA:Yuni Shara Jalani Bulan Ramadhan Tanpa Anak
BACA JUGA:Sejumlah Artis Kenakan Pin Merah di Oscar 2024
Dulu, setelah selesai umrah kita bisa salat di dalam masjid. Tidak perlu lagi pakai ihram. Bahkan tawaf pun boleh tanpa ihram.
Kini tanpa pakaian ihram jangan harap bisa masuk masjid.
Pakaian ihroa menjadi tiket masuk. Orang pun bersiasat: menipu petugas. Mereka ke masjid pakai pakaian ihram. Bukan karena mau umrah.
Demikian juga saat mau tawaf terakhir sebelum meninggalkan Makkah (tawaf wadak); dulu tidak perlu pakai ihram. Sekarang harus pakai ihram agar bisa tawaf di seputar Kakbah.
Dan itu sebenarnya tidak perlu. Tanpa pakaian ihram tawaf tetap bisa dilakukan. Misalnya di lantai 2, atau 3, atau 4 atau di roof top. Satu putaran tawaf sejauh 1 km. Itu sering saya lakukan.
BACA JUGA:Gaji Kobbie Mainoo Naik Tiga Kali Lipat
BACA JUGA:Salah Bantah Tinggalkan Anfield