Pagar Teras

Dahlan Iskan-Photo ist-Gus munir

Banyak sekali tafsir atas ucapan Ali itu. Sebagian tafsir menilai Ali memang tidak mau mengakui kepemimpinan Abu Bakar. Ali merasa dirinya lebih berhak memimpin. 

Banyak juga yang menilai Abu Bakar terpilih hanya karena Ali tidak hadir di teras itu. Seandainya ada Ali di sana keadaan bisa berbeda.

Memang ada juga yang menilai Ali masih terlalu muda. Saat itu. Mungkin semuda Gibran –untuk menafsirkan apa yang pernah diucapkan Khofifah Indar Parawansa saat kampanye untuk Prabowo-Gibran. Saat ikut Nabi hijrah ke Madinah usia Ali 23 tahun.

Tanpa pengakuan dari Ali, legitimasi Abu Bakar kurang kuat. Maka ada upaya untuk memaksa Ali berbai'at ke Abu Bakar. 

BACA JUGA:Gerindra Kuasai Suara, Termasuk Capresnya

BACA JUGA:Siagakan 80 Personel Amankan Rapat Pleno Pemilu 2024 Tingkat Kabupaten

Ali tetap tidak mau. Sampai pun rumah Fatimah dikepung.

Begitu penting peristiwa di teras itu. Dari situlah istilah ijma ulama bermula. 

Ahli-ahli sejarah dari dunia Barat pun banyak melakukan penelitian peristiwa di teras itu. Mereka meneliti sebagai ilmuwan murni. Tanpa keterikatan emosi dan keimanan. Anda bisa banyak belajar dari literatur independen tersebut. Tidak hanya seperti di pelajaran tarikh Islam di madrasah.

Dalam sejarah Islam peristiwa di teras itu terkenal dengan sebutan saqifah Bani Saidah. Artinya: teras Bani Saidah. 

Rumah berteras itu memang rumah keprabon keturunan Saidah, tokoh besar di Madinah sebelum Islam. 

Saya ke teras itu Jumat lalu. Diantar oleh Mas Bajuri, pemilik travel Bakkah yang membawa saya umrah sekarang ini. Saat saya masih menjadi Pak Boss dulu, Mas Bajuri menjadi pemred mingguan Nurani –media untuk ummat. Ia lulusan fakultas syariah (hukum Islam) UIN Sunan Ampel Surabaya.

BACA JUGA:Cari Bibit Pesilat Berprestasi

BACA JUGA:Imbau Lepas, Sirine, Rotator dan Strobo

Saya yang minta untuk diantar ke teras itu. Ternyata memang dekat sekali. Teras itu sekarang sudah mepet ke halaman Masjid Nabawi. 

Tag
Share