Takdir Al Khoziny
Takdir Al Khoziny-Istimewa-
"Di mana?"
"Di halaman pondok Panji. Kira-kira dua kilometer dari sini," ujar Gus Abdul Muid.
Awalnya Kiai Khozin ternyata sekolah di pondok Panji itu. Ini pondok tertua di kawasan itu. Didirikan tahun 1787. Pendirinya: Kiai Hamdani dari Pasuruan.
BACA JUGA:Disway Malang
BACA JUGA:Event Disway Mancing 2024, Wartawan TVRI Raih Juara 1
Khozin akhirnya diambil menantu oleh kiai Hamdani. Bahkan dikirim ke Makkah untuk memperdalam ilmu agama. Santri lain yang juga diambil menantu adalah Hasyim Asy'ari dari Tebuireng, Jombang.
"Istri Kiai Khozin dan Kiai Hasyim Asy'ari meninggal muda. Dua santri andalan itu dikawinkan lagi dengan adik-adik almarhum istri masing-masing," ujar Kiai Abdul Muid. Berarti Kiai Khozin dan Kiai Hasyim Asy'ari dua kali berstatus ipar.
Kiai Hasyim lantas memimpin pondok pesantren Tebuireng, Jombang --menurunkan Gus Dur dan Gus Irfan, menteri haji saat ini.
Kiai Khozin ditugaskan mendirikan pondok tidak jauh dari Panji. Yakni di lokasi Al Khoziny sekarang ini. Itu tahun 1910. Belum ada madrasahnya. Masih berupa padepokan. Itu lebih awal dari catatan sejarah berdirinya Al Khoziny, tahun 1920.
Dalam sejarah panjangnya itu sekarang inilah era kemajuan tertinggi Al Khoziny. Total santrinya sekitar 3.000 orang --dari SD sampai S-2.
BACA JUGA:260 Disway
BACA JUGA:Disway Network dan B Universe Jalin Kemitraan
Kemajuan itu jauh melampaui ketersediaan lahan yang diwariskan. Tidak sampai setengah hektare. Di sekitarnya pun tumbuh rumah-rumah kampung yang padat. Harga tanah di situ sudah terlalu mahal untuk lokasi pendidikan. Buduran sudah menjadi daerah industri di antara Surabaya dan Sidoarjo.
Lahan pesantren itu memang bertambah, tapi secara sangat pelan. Belum tentu rumah di dekat pesantren mau dibeli.
Akhirnya dibangunlah gedung-gedung baru yang berimpitan. Apalagi semua santri Al Khoziny harus mukim --berasrama. Bukan hanya ruang belajar yang diperlukan. Juga ruang asrama untuk hampir 3.000 santrinya.