Bahaya Anemia pada Kehamilan yang Sering Diremehkan

Ilustrasi Anemia pada Kehamilan yang Sering Diremehkan -shutterstock-
OKU EKSPRES COM- Anemia pada ibu hamil dapat dicegah salah satunya dengan rutin melakukan pemeriksaan kehamilan ke dokter. Kondisi ini terjadi ketika jumlah sel darah merah dalam tubuh lebih sedikit dari yang dibutuhkan.
Saat hamil, tubuh memproduksi lebih banyak sel darah merah untuk memenuhi kebutuhan janin. Proses ini memerlukan zat besi, asam folat, dan vitamin B12. Kekurangan salah satu atau beberapa nutrisi tersebut bisa memicu anemia.
Gejala anemia pada ibu hamil antara lain tubuh terasa lelah, kulit pucat, jantung berdebar, sesak napas, pusing, sulit berkonsentrasi, serta kaki dan tangan terasa dingin. Bila tidak segera diatasi, anemia dapat menimbulkan risiko serius bagi ibu maupun janin, seperti:
Depresi pascapersalinan
Ibu hamil dengan anemia memiliki kemungkinan lebih tinggi mengalami depresi setelah melahirkan.
BACA JUGA:Kenali Anemia pada Bayi agar Tumbuh Kembangnya Terjaga
BACA JUGA:Menstruasi Berlebihan Bisa Picu Anemia: Waspadai Gejala dan Cara Mengatasinya
Perdarahan saat melahirkan
Kekurangan sel darah merah membuat ibu lebih rentan terhadap komplikasi perdarahan dan infeksi setelah persalinan.
Bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR)
Anemia, khususnya pada trimester pertama, berkaitan dengan kelahiran bayi berbobot kurang dari 2,5 kg yang berisiko mengalami gangguan kesehatan.
Kelahiran prematur
Risiko persalinan sebelum usia kehamilan 37 minggu meningkat bila anemia terjadi sejak awal kehamilan. Bayi prematur rentan mengalami masalah tumbuh kembang.
Bayi lahir dengan anemia