Waspada! Jenis-Jenis Anemia yang Bisa Mengancam Nyawa

Ilustrasi Jenis-Jenis Anemia yang Bisa Mengancam Nyawa -istock-
OKU EKSPRES COM- Anemia adalah kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah sehat yang berfungsi mengangkut oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Kekurangan ini membuat organ tidak mendapatkan cukup oksigen sehingga tubuh terasa lemas, cepat lelah, dan tidak bertenaga.
Banyak orang menganggap anemia bisa diatasi cukup dengan minum teh manis atau makan makanan bergizi. Padahal, tidak semua jenis anemia dapat ditangani dengan cara sederhana. Penyebabnya beragam, durasinya bisa sementara atau menahun, dan tingkat keparahannya mulai dari ringan hingga mengancam nyawa. Beberapa jenis anemia bahkan menjadi tanda adanya penyakit serius.
Jenis Anemia Berisiko Tinggi
1. Anemia Aplastik
Kondisi ini terjadi ketika sumsum tulang mengalami kerusakan sehingga berhenti memproduksi sel darah baru. Penyebabnya bisa berasal dari pengobatan kanker, paparan bahan kimia beracun, kehamilan, infeksi virus, gangguan autoimun, atau tanpa sebab yang jelas (idiopatik).
2. Hemoglobinuria Nokturnal Paroksismal
Merupakan penyakit langka yang memicu pembekuan darah, penghancuran sel darah merah, serta gangguan fungsi sumsum tulang. Biasanya muncul pada usia 30–40 tahun dan sering terkait dengan anemia aplastik, baik sebagai penyebab maupun akibat.
BACA JUGA:Komplikasi Berbahaya Akibat Anemia yang Perlu Diwaspadai
BACA JUGA:Kenali 5 Jenis Anemia yang Paling Sering Terjadi dan Ciri-Cirinya
3. Sindrom Myelodysplastic
Kelainan pada sel pembentuk darah di sumsum tulang yang membuat produksi sel menjadi abnormal. Sel-sel ini mati lebih cepat dan bisa dihancurkan oleh sistem imun. Sindrom ini tergolong kanker darah dan berpotensi berkembang menjadi leukemia myeloid akut.
4. Anemia Hemolitik
Terjadi ketika sel darah merah dihancurkan lebih cepat dari kemampuan tubuh untuk memproduksinya. Penyebabnya meliputi infeksi, reaksi obat tertentu, kanker darah, gangguan autoimun, limpa yang terlalu aktif, tumor, atau reaksi akibat transfusi darah.
5. Penyakit Sel Sabit