Tiga Proposal

dr Joao Angelo De Sousa Mota.-Disway-
Dulunya apa yang saya ucapkan harus dilaksanakan oleh ''bawahan''. Sering tanpa surat keputusan. Tanpa surat tugas. Tanpa lewat rapat. Hanya lewat perintah lisan.
Begitu diangkat menjadi dirut salah satu perusahaan BUMN keadaan berbalik kutub. Serba prosedur. Serba lewat kajian. Lewat persetujuan atasan.
Kurang lebih begitu pula yang dialami Joao. Bahkan atasan Joao lebih banyak lagi. Pemegang sahamnya saja dua: Danantara dan Kementerian BUMN.
Maka enam bulan menjadi dirut Agrinas Pangan, Joao merasa tidak bisa berbuat apa-apa. Di TTU, dalam enam bulan ia sudah bisa panen padi dua kali. Atau sekali panen padi, sekali panen jagung.
Sayangnya Joao belum mau menjawab: apa rencana besar yang diusulkan ke direksi Danantara untuk dilakukan Agrinas Pangan.
BACA JUGA:Disway Gratis
Mengapa pula sudah tiga kali kirim usulan. Kalau usulan kedua dan ketiga berupa revisi berarti Danantara sebenarnya sudah mempelajari usulan Joao. Lalu minta direvisi.
Anda sudah tahu: PT Agrinas Pangan adalah penjelmaan dari PT Yodya Karya. Ganti nama. Ganti tujuan. Ganti bidang usaha: dari kontraktor dan jasa teknik ke sektor pangan.
Tentu Yodya Karya tidak punya aset dalam bentuk lahan sawah atau kebun. Aset utamanya adalah SDM --dengan keahlian bidang perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan proyek.
Belakangan Yodya punya aset penting: gedung tinggi di dekat Cawang. Lima tahun terakhir Yodya Karya memang sangat maju. Labanya naik terus: terakhir berlaba Rp 150 miliar lebih (2023). Naik drastis dari tahun sebelumnya yang hanya Rp 21 miliar.
BACA JUGA:Disway Malang
BACA JUGA:Event Disway Mancing 2024, Wartawan TVRI Raih Juara 1
Colbert Thomas Pangaribuan, dirut Yodya Karya saat itu memang orang hebat. Ia dua kali menjabat dirut Yodya Karya. Oktober lalu posisinya digantikan oleh Joao.
Joao memang punya kemampuan di bidang konstruksi. Proyek besar terbarunya adalah rumah sakit Jenderal Sudirman. Di Jakarta Selatan. Besar. Menjulang tinggi. RS baru itu milik Kementerian pertahanan.