Viral Anak Manusia Silver Dimarahi Ibu Diduga karena Tak Dapat Uang, Pemkab OKU Timur Bertindak

Pemkab OKU Timur bergerak cepat menyikapi beredarnya video anak manusia silver dimarahi ib diduga karena tak dapat uang. -Diskominfo OKUT-
"Kami tidak memaksa. Tapi karena mereka menolak tinggal di panti, kami pulangkan ke daerah asal mereka dengan syarat tidak boleh lagi melakukan aktivitas mengemis atau mengeksploitasi anak dalam bentuk apa pun," tegas Hanafi.
Ia menambahkan bahwa sesuai amanat undang-undang, negara bertanggung jawab terhadap anak-anak yang terlantar dan berasal dari keluarga miskin.
BACA JUGA:Garuda Shield Digelar di OKU Timur, Presiden Dijadwalkan Hadir
BACA JUGA:Bupati OKU Timur Antar Anak ke Sekolah dengan Sepeda Motor
Jika pelanggaran serupa terjadi lagi, pihaknya akan mengambil tindakan lebih tegas, termasuk menempatkan anak dan orang tua di panti sosial untuk pembinaan intensif.
Saat ini, Dinas Sosial OKU Timur memiliki kerja sama dengan sejumlah panti sosial, baik di wilayah OKU Timur maupun luar daerah seperti Muara Enim, Palembang, hingga Lampung.
Hanafi juga menegaskan bahwa pihaknya bersama Satpol PP masih terus melakukan patroli malam di sejumlah titik untuk menertibkan aktivitas mengamen, mengemis, atau menjadi manusia silver. Operasi ini akan dilanjutkan hingga esok hari.
Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPA), Inoferwenti Intan, S.E., M.M., menyayangkan terjadinya eksploitasi terhadap anak tersebut.
Ia menilai bahwa aksi ini adalah bentuk kekerasan tersembunyi terhadap anak.
BACA JUGA:OKU Timur Kenalkan Kain Angkinan di Rakon TP PKK dan Rakerda Dekranasda Sumsel
BACA JUGA:Ketua APJI OKU Timur Apresiasi Penutupan Diklat Militer SPPI Batch 3 2025
"Anak itu masih kecil. Seharusnya dia berada di sekolah, belajar, bermain, dan tumbuh dalam lingkungan yang penuh kasih sayang. Bukan malah dicat silver lalu dimarahi karena tidak mendapatkan uang. Ini eksploitasi yang tidak bisa ditoleransi," ucap Intan dengan nada prihatin.
Ia menegaskan bahwa anak-anak adalah generasi penerus yang wajib dilindungi, bukan dijadikan alat untuk mencari nafkah.
Perilaku seperti ini bisa meninggalkan luka mendalam, baik secara fisik maupun psikologis.
"Tugas orang dewasa adalah melindungi dan mendukung tumbuh kembang anak, bukan membebani mereka dengan tanggung jawab yang tidak layak. Ketika anak dipaksa mengemis, mereka kehilangan hak dasar untuk merasa aman dan dihargai," tambahnya.