Fikih Finance

Keluarga Dr Tri Susanto berfoto di depan rumah. -Disway-
Oleh: Dahlan Iskan
OKU EKSPRES COM - Terlalu pagi. Pukul 05.00 saya sudah dijemput. Untuk pergi ke Iqra' --di bagian selatan kota Perth, Australia Barat.
Masih gelap. Subuhnya baru pukul 06.15. Udara dingin. Tujuh derajat celsius --terasa lima derajat lebih dingin oleh angin yang sumilir.
Betapa enaknya kalau tetap meringkuk dalam selimut tebal. Apalagi malam itu baru pukul 23.30 meninggalkan stadion --pesta kemenangan yang berkepanjangan. Apalagi lampu stadionnya tetap dibiarkan terus menyala seperti ikut merayakan kemenagan Persebaya 2-0.
"Terlalu pagi?" ujar penjemput saya itu seperti mengira akan saya salahkan.
Tidak. Saya sudah bangun satu jam sebelumnya. Orang setua saya sulit untuk bangun kendia. Bahkan itu berkah.
BACA JUGA:Disway Malang
BACA JUGA:Event Disway Mancing 2024, Wartawan TVRI Raih Juara 1
Saya bisa ngobrol dengan si penjemput --yang ternyata anak kenalan saya. Juga kenalan lama semua pembaca Jawa Pos: Dr Tri Susanto. Dosen Universitas Brawijaya, Malang, yang viral luar biasa --meski belum ada istilah viral kala itu.
Nama Dr Tri jadi buah bibir akibat heboh hasil penelitiannya: makanan apa saja yang mengandung babi.
Nama si penjemput: Ario Susanto. Ia arsitek digital. Cabang ilmu baru.
Cerita soal arsitek digitalnya nanti saja. Kita bernostalgia dulu dengan bapaknya --mumpung saya harus banyak kembali mengingat peristiwa-peristiwa lama di Jawa Pos.
BACA JUGA:260 Disway