Sungai Wal OKU Keruh Diduga Disebabkan Aktivitas Tambang Batubara

Sungai Wal airnya keruh diduga disebabkan aktivitas tambang Batubara. -Istimewa-

BATURAJA, OKU EKSPRES.COM - Aliran Sungai Wal yang membentang di kawasan Kecamatan Lubuk Batang, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Kini dikeluhkan setelah airnya tampak keruh dan berwarna kecokelatan dalam beberapa hari terakhir. 

Dugaan pencemaran lingkungan pun menguat, dan diduga bersumber dari aktivitas tambang batubara di Desa Gunung Kuripan kecamatan pengandonan, kabupaten OKU.

Kepala Desa Gunung Meraksa, kecamatan Lubuk Batang Dahlan, membenarkan adanya perubahan warna air sungai wal yang diduga tercemar akibat aktivitas galian tambang Batubara berlokasi di desa gunung Kuripan. 

"Air sungai Wal keruh dan berwarna kecokelatan. Kami sudah turun langsung ke lokasi tambang bersama pihak TNI/Polri dan pemerinta desa dan Masyarakat," ungkap Dahlan. Rabu, (9/7).

BACA JUGA:Debit Air Sungai Ogan Naik

BACA JUGA:Air Sungai Meluap, Banjir Melanda Desa Lubar

Dari hasil sidak yang dilakukan oleh pemerintah desa, aparat TNI/Polri, dan warga, ditemukan adanya anak sungai bernama Sungai Lempaung yang mengalir langsung ke Sungai Wal. 

Anak sungai inilah yang diduga kuat menjadi saluran pencemaran akibat aktivitas pertambangan yang berada tak jauh dari permukiman warga.

“Kami telah bertemu dengan pihak tambang dan melakukan peninjauan langsung. Lokasinya berada di Desa Gunung Kuripan, kecamatan Pengandonan, dan memang terlihat aktivitas galian yang diduga menyebabkan pencemaran,” tambah Dahlan.

Kondisi ini juga mendapat perhatian dari Anggota DPRD OKU dari Fraksi Gerindra, Yoelandre Pratama Putra, yang mengaku telah menerima laporan masyarakat dan akan segera menindaklanjutinya ke tingkat dinas teknis dan pemerintah daerah.

BACA JUGA:Air Sungai Komering Meluap, Rumah Warga Kebanjiran

BACA JUGA:Air Sungai Wall Lubuk Batang Meluap

"Biasanya air keruh hanya terjadi saat hujan turun dan akan jernih kembali. Tapi kali ini berbeda. Air Sungai Wal tetap keruh berhari-hari. Ini tentu sangat meresahkan masyarakat yang bergantung pada air sungai untuk kebutuhan mandi dan mencuci," tegas Yoelandre.

Situasi makin ramai diperbincangkan setelah sebuah video dibagikan di media sosial, yang memperlihatkan kondisi lokasi tambang sembari menyebut bahwa aktivitas tersebut berasal dari tambang batubara di Desa Gunung Kuripan. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan